2. Menganggap anak sebagai teman
Orang tua yang otoriter tidak memberikan hasil yang baik, begitu juga pola asuh permisif yang membuat anak-anak tidak menghormati aturan.
Orang tua harus dianggap sebagai “model panutan” bagi anak-anak mereka, meskipun banyak sekali kekurangan yang dimiliki.
Jadi, penting untuk membesarkan anak-anak sedemikian rupa sehingga mereka belajar untuk mengikuti aturan, baik aturan di rumah ataupun masyarakat.
Serta, menanamkan nilai-nilai dalam diri mereka yang membantunya hidup di masyarakat.
Baca Juga: Tak Perlu Marah, Ini 5 Tips Mengajarkan Anak agar Mau Mendengarkan Orang Tua
3. Membandingkan antarsaudara kandung
Sering kali, orang tua percaya bahwa anak yang disiplin dengan nilai bagus lebih mungkin berhasil di masa depan.
Oleh sebab itu, orang tua menjadi lebih memperhatikan anak yang menunjukkan kualitas-kualitas ini dan menunjukkannya pada anak yang lain.
Keadaan ini hanya akan mendorong persaingan dan perbedaan saudara kandung, yang mengarah pada perkembangan masalah perilaku dan konflik keluarga di kemudian hari.
Jadi penting untuk dimengerti, jika anak memiliki karakteristik masing-masing yang tidak disamakan.
Misalnya, si kakak memiliki bakat matematika luar biasa, sedangkan adiknya memiliki bakat bermusik.
Ini bukan berarti si adik tidak cerdas dalam pelajaran akademik, mereka memiliki kecerdasan musikal untuk gaya belajarnya.