Parapuan.co - Kawan Puan, budaya kerja daring alias hybrid working pelan-pelan biasa dilakukan.
Akan tetapi, membiasakan diri bagi orang yang tidak akrab dengan hybrid working tidaklah mudah.
Maka dari itu ketika diri sendiri sudah terbiasa, ada baiknya kita membantu orang lain melalui transisi ke lingkungan kerja hybrid working ini.
Bagaimana caranya? Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan seperti mengutip hbr.org.
Baca Juga: Hybrid Work, Budaya Kerja Masa Depan yang Perlu Fresh Graduate Tahu
Membantu Tim Bertransisi ke Hybrid Working
Tak harus jadi manajer, apapun posisimu di kantor memberimu kesempatan membantu rekan yang lain membiasakan diri dengan lingkungan kerja digital.
Caranya ialah dengan membuat semua anggota tim terlibat dan menjadi selaras dalam empat hal berikut:
- Berbagi tujuan bersama yang memperjelas tujuan yang ditargetkan tim
- Memiliki pemahaman sama tentang peran individu, potensi dari kontribusi yang bisa diberikan, dan apa kendala yang mungkin dilalui
- Sama-sama memahami tentang sumber daya yang tersedia, mulai dari informasi hingga anggaran
- Memahami norma bersama yang memetakan bagaimana tim akan berkolaborasi secara efektif dengan alat digital, serta bagaimana tim akan tetap terhubung secara pribadi dan profesional
Untuk menyelaraskan hal-hal di atas, para anggota tim mesti sering berkomunikasi walau tanpa bertemu langsung.
Pertemuan dapat dilakukan secara virtual, di mana seluruh anggota tim terlibat sehingga bisa saling memberikan kritikan maupun saran.
Walau begitu, yang perlu pertama kali dikenalkan kepada anggota adalah penggunaan teknologi digital yang dipakai untuk pertemuan tim.
Ketika terbiasa terkoneksi secara digital, maka yang lainnya tinggal membutuhkan penyesuaian.
Baca Juga: Wah! Kamera Pintar Jadi Solusi Bekerja Jarak Jauh dan Hybrid Working
Praktek yang Tepat untuk Hybrid Working
Memulai pekerjaan di luar kantor alias secara virtual atau hybrid boleh jadi akan membuat karyawan baru merasa terisolasi.
Ini karena karyawan baru membutuhkan lebih banyak penyesuaian, pertama dengan perusahaan dan rekan kerja, lalu dengan budaya kerjanya.
Oleh sebab itu, diperlukan praktek yang tepat untuk mengaplikasikan hybrid working agar transisi dapat dilalui dengan baik.
Bukan itu saja, perencanaan yang matang untuk membuat karyawan baru terintegrasi dengan hybrid working di perusahaan perlu pula dilakukan.
Nah, yang dapat membantu karyawan baru ini adalah anggota tim lama atau yang sudah senior.
Seluruh anggota tim diharapkan dapat menyambut dan membantu mereka menyesuaikan diri.
Paling tidak, manajer atau ketua tim dapat menunjuk seorang anggotanya untuk mengomunikasikan kebutuhan tim kepada karyawan baru.
Anggota yang ditunjuk berkewajiban memberi orientasi singkat, sekaligus mengenalkannya kepada para senior dan rekan satu tim lainnya.
Baca Juga: PJJ Tak Berjalan Mulus, Solusinya yakni Hybrid Learning, Apa Itu?
Selanjutnya, pastikan karyawan baru tersebut memiliki teknologi yang memadai untuk mengikuti alur kerja tim.
Pasalnya, ia akan terlibat secara virtual di setiap agenda yang dijadwalkan atasan bersama seluruh tim.
Jika memungkinkan sesekali karyawan baru dapat diajak melakukan pertemuan tatap muka langsung bersama seluruh anggota tim.
Tidak sulit tetapi butuh sikap adaptif supaya mudah menyesuaikan diri dengan budaya kerja baru yang akan jadi tren di masa depan ini.
Kawan Puan siap menghadapi hybrid working? Semoga sukses, ya. (*)