Banyak orang yang menetapkan standar kecantikan diskriminatif bagi perempuan Papua hanya karena warna kulit, rambut, dan fitur wajah yang berbeda.
"Saya pernah ditolak saat casting karena terlalu cantik, mereka butuh perempuan Papua yang katanya biasa saja," cerita Olvah.
"Masudnya apa itu? Jadi ada stigma bahwa perempuan Papua itu tidak cantik dan harus biasa saja?" katanya lebih lanjut.
"Kalau mereka pikir saya cantik, terima kasih, tapi saya tidak senang karena pernyataan mereka menyinggung sekali," tambahnya.
Selama bertahun-tahun, Olvah berjuang untuk melawan stigma negatif dan rasis terhadap perempuan Papua.
Baca Juga: Tips Makeup untuk Perempuan Kulit Gelap ala Mingo, TikTokers Hits Asal Papua
Olvah terus menyuarakan hak asasi masyarakat Papua lewat banyak kesempatan, termasuk di media sosialnya.
Bagi Olvah, semua orang punya hak asasi dan tidak bisa dibedakan dengan warna kulit.
"Mau dia Papua atau bukan, dia tetap manusia, hak asasi manusia tidak bisa dibandingkan dengan kulit. Nyawa tetap nyawa," tegas Olvah.
Olvah merasa sudah teralalu lama isu rasisme terhadap masyarakat Papua ini terjadi.
Media berperan besar dalam pembangunan stigma negatif terhadap masyarakat Papua.