Parapuan.co - Budaya hybrid working bisa berlangsung lama hingga pandemi Covid-19 berakhir, tetapi bisa juga tidak.
Atau, hybrid working menciptakan budaya kerja yang fleksibel di mana karyawan boleh berada di kantor maupun tidak.
Apapun itu, pemimpin perlu melakukan langkah-langkah antisipasi bagi karyawannya yang semua bekerja secara hybrid untuk kemungkinan mereka kembali ke kantor.
Apabila kamu seorang pemimpin tim atau perusahaan, informasi yang dilansir dari hbr.org ini barangkali bisa berguna.
Bahwasanya, ada beberapa hal yang perlu kamu pikirkan terkait ruang kantor untuk menyambut kembalinya karyawan yang sebelumnya bekerja daring.
Meena Krenek, Direktur Utama dan Direktur Desain Interior di perusahaan arsitektur Perkins and Will, Los Angeles, Amerika Serikat memberikan bocoran.
Menurutnya, pemimpin perlu melakukan pendekatan holistik dalam upaya menciptakan pengalaman yang memungkinkan orang berkembang si persimpangan manusia dan teknologi.
Baca Juga: Hybrid Work, Budaya Kerja Masa Depan yang Perlu Fresh Graduate Tahu
Memahami perspektif, kebutuhan, dan preferensi
Langkah pertama, pemimpin perlu memahami kebutuhan karyawannya di tempat kerja dengan mengadakan survei di perusahaan.
Meski begitu, secara garis besar dunia hybrid mengharuskan kantor mempunyai tujuan, sehingga ruangan standar sebelumnya tak lagi berlaku.
Hendaknya, ruangan mesti memiliki teknologi yang dibutuhkan karyawan hybrid yang menekankan fungsi.
Misalnya, situasi ruangan perlu didesain ulang dan diisi dengan fasilitas yang memadai untuk panggilan video ketika rapat daring.
Baca Juga: Catat, Ini Langkah Melalui Masa Transisi Menuju Budaya Hybrid Working
Untuk itu, ruangan harus punya pencahayaan yang cukup, ventilasi yang baik, serta furnitur nyaman.
Sementara untuk fasilitasnya, minimal ada monitor canggih, headset dan speaker, dan bila perlu kamera khusus buat panggilan video.
Kiranya bila memungkinkan, suasana dalam ruangan kerja diciptakan untuk membuat karyawan seolah tidak bekerja di kantor, tetapi di rumah.
Lagipula, di era hybrid working tidak semua karyawan perlu masuk kantor, melainkan hanya beberapa saja yang memang esensial.
Kalaupun budget menata ulang ruangan jadi halangan, bolehlah perubahan di lakukan di tempat atasan dan ketua tim terlebih dulu.
Lalu, dibuat pula bagi karyawan yang di tempat tinggalnya tidak terdapat fasilitas memadai untuk bekerja secara hybrid.
Baca Juga: Catat! 3 Cara Mengukur Kinerja Karyawan dalam Budaya Hybrid Working
Perubahan ini akan membuat hybrid working sedikit berbeda lantaran tidak benar-benar dilakukan di luar kantor.
Meski begitu, fasilitas lengkap dalam teknologi bakal sangat mendukung kinerja karyawan hybrid karena apa yang ada telah sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain meningkatkan kinerja, tingkat kepercayaan klien pun bisa ikut meningkat karenanya.
(*)