Parapuan.co - Nicke Widyawati perempuan Indonesia masuk ke dalam daftar Most Powerful Women International versi Majalah Fortune.
Most Powerful Women International ini adalah daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia.
Tahun 2021, Direktur Utama (Dirut) dari PT Pertamina ini menjadi Most Powerful Women International untuk yang kedua kalinya.
Tahun ini Nicke menempati peringkat ke-17 setelah sebelumnya ia masuk dalam posisi yang sama dalam peringkat ke-16 pada tahun 2020.
Dalam daftar Most Powerful Women International, ada sederet nama CEO Global yang menempati kategori perempuan paling berpengaruh ini.
Baca Juga: TIME Rilis Daftar 100 Orang Paling Berpengaruh 2021, Ada Nama Perempuan Indonesia!
Melansir Kompas.tv, CEO GlaxoSmithKline, Emma Walmsley menempati posisi pertama daftar Most Powerful Women International.
Disusul kemudian oleh CEO Ping An Group Jessica Tan di posisi kedua, CEO Banco Santander Ana Botin di posisi ketiga, dan CEO Macquarie Group Ltd Shemara R Wikramanayake di posisi keempat.
Masuknya Nicke ke dalam kategori ini bukan tanpa alasan kuat lho, Kawan Puan.
Nicke bisa masuk ke dalam daftar Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia karena kemampuannya dalam melewati berbagai tantangan.
Nicke mampu melewati tiga goncangan (triple shock) yang cukup hebat selama kariernya di Pertamina.
Goncangan yang pertama yaitu jatuhnya harga minyak, kedua penurunan permintaan bahan bakar dan ketiga tekanan nilai tukar yang dialami Pertamina selama pandemi tahun 2020.
Perempuan kelahiran 25 Desember 1967 menganggap ini merupakan pengakuan internasional kepada Pertamina.
"Pengakuan ini merupakan bukti nyata besarnya kepercayaan internasional terhadap Pertamina yang terus bergerak mengantisipasi transisi energi," kata perempuan asal Tasikmalaya ini.
Nicke juga membanggakan dengan langkah yang dilakukannya, sejalan dengan penilaian atas implementasi aspek Environment, Social, & Governance (ESG).
Pertamina yang mengalami peningkatan signifikan dari skor 41,6 atau kategori Several Risk (Februari 2021) menjadi 28,1 (Medium Risk) pada September 2021.
Perbaikan score itu menempatkan Pertamina di peringkat 15 perusahaan di industri dan peringkat 8 Sub-Industri Migas dunia.
Sosok Nicke sebagai Dirut PT Pertamina pun relatif jauh dari berbagai goncangan dalam perusahaan.
Baca Juga: Jurnalis Perempuan Maria Ressa Raih Penghargaan Nobel Perdamaian 2021
Sejak diangkat sebagai Dirut pada 2018 silam, lulusan ITB jurusan Teknik Industri ini relatif jarang terlibat polemik.
Padahal dalam sejarahnya, BUMN minyak dan gas ini sering sekali menghadapi berbagai belitan kasus.
Tarikan kepentingan dan benturan politiknya sering kali mencuat hingga keluar.
Beberapa direktur utama yang berada di posisi itu bertahan dalam waktu singkat.
Kemampuan Nicke mengakibatkan pemerintah memilihnya untuk kembali memimpin perusahaan di bidang migas tersebut.
Nicke menilai yang jauh lebih penting adalah tanggung jawab untuk memastikan Pertamina terus memberikan energi untuk bangsa dan negara.
Di samping itu juga membawa Pertamina sebagai perusahaan energi global yang menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Tekad Nicke selanjutnya adalah bekerja sama dengan seluruh manajemen dan pekerja Pertamina.
"Saya akan memastikan seluruh inisiatif strategis untuk mewujudkan green transition terus berlanjut dan mampu mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca antara 29-41 persen pada 2030,” katanya.
Wah, menginspirasi sekali ya, Kawan Puan!
Baca Juga: Ukir Sejarah, Negara Tunisia Lantik Perdana Menteri Perempuan Pertama
(*)