Manfaat Deteksi Dini Preeklamsia
dr. Aditya menyebut, preeklamsia biasa dialami ibu hamil pada usia kandungan sebelum dan sesudah 34 minggu (8 bulan) dengan risiko yang berbeda di setiap usianya.
"Secara umum, preeklamsia paling banyak terjadi di atas usia kehamilan 37 minggu (9 bulan)," terang dr.Aditya.
Ia menambahkan, untuk mengetahui secara dini risiko preeklamsia sebaiknya periksa rutin di usia kehamilan trimester pertama atau pada usia kandungan 11-13 minggu.
"Preeklamsia kini dapat dideteksi lebih dini dengan Biomarker sFlt-1 and PlGF dengan menunjukkan kemungkinan preeklamsia berapa persen," kata dr. Aditya.
Baca Juga: Olahraga untuk Perempuan saat Program Hamil, Apa Saja yang Aman?
Ia mengharapkan, deteksi dini dilakukan agar penanganan secara medis lebih optimal demi mengurangi risiko kematian.
Selain itu, berikut manfaat deteksi dini untuk mengetahui:
1. Perubahan kadar protein angiogenik seperti sFLt-1 dan PGlF dapat dideteksi sebelum gejala preeklamsia terjadi.
2. sFlt-1 dan PGlF, dan rasio sFlt-1 dan PGlF, dapat digunakan untuk memprediksi dan mendiagnosis preeklamsia
3. Rasio sFlt-1 dan PGlF memiliki kinerja tes yang lebih tinggi daripada menggunakan tekanan darah dan proteinuria.