5. Beri kegiatan bermanfaat
Salah satu masalah bagi anak saat pandemi adalah kurangnya kegiatan sehingga mudah merasa bosan.
Tak jarang, ponsel dan TV menjadi pilihan yang sering diberikan oleh orang tua.
Padahal, banyak kegiatan seru dan bermanfaat walau hanya di rumah.
Misalnya mendaftarkan anak pada kelas-kelas online, seperti coding, sains, musik, atau melukis.
Tak hanya itu, Kawan juga bisa mengajak anak terlibat dalam pekerjaan rumah, seperti memasak atau berkebun.
6. Tetap terhubung lewat virtual meeting
Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah hal penting bagi perkembangan sosial maupun moral anak.
Di masa pandemi ini, teknologi bisa dimanfaatkan misalnya dengan membuat agenda bersama orang tua lainnya untuk melakukan pertemuan virtual.
Di situ, anak-anak bisa mengobrol sebebas-bebasnya tanpa membahas pelajaran dengan teman-temannya.
Baca Juga: Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mengajak Masyarakat Peduli akan Kesehatan Mental
7. Bangun rasa optimisme
Orang tua perlu membangun rasa optimisme di depan anak bahwa pandemi ini akan berakhir dan kegiatan anak akan kembali seperti semula.
Berikan informasi positif mengenai pandemi agar anak tidak putus asa walaupun saat ini belum bisa bermain, bertemu teman-teman, atau sekolah tatap muka secara penuh.
Beri anak harapan bahwa mereka bisa segera bersekolah dengan normal, apalagi saat ini sudah dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Hal yang menjadi catatan penting bagi para orang tua yakni menjaga kesehatan mental anak itu sangat berpengaruh untuk perkembangan buah hati ke depannya.
Sebab, kesehatan mental yang baik pada anak akan memotivasi mereka untuk belajar.
Di saat anak memiliki motivasi untuk belajar, mereka akan menumbuhkan kecintaan pada kegiatan belajar lho, Kawan Puan.
Jadi, itulah 7 cara menjaga mental anak agar sj kecil termotivasi untuk belajar, mulai dari bangun hubungan hingga rasa optimisme. (*)