Parapuan.co - Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan menjadi bagian yang tak kalah penting untuk diperhatikan selain organ vital.
Pasalnya, sistem reproduksi perempuan terdiri dari sejumlah organ yang fungsinya saling berkaitan. Sehingga, jika satu terganggu, maka akan mengganggu bagian lainnya.
Akan tetapi, sayangnya masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dalam beberapa kondisi sulit untuk didiagnosa.
Salah satu hal yang membuatnya sulit untuk didiagnosa karena banyak perempuan yang merasa malu untuk berbicara tentang kesehatan reproduksinya.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tips Menjaga Tubuh saat Menopause
Baik karena takut dihakimi, salah didiagnosis, hingga dituduh berpura-pura.
Melansir dari laman Healthline, PARAPUAN telah merangkum 4 masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang sulit dideteksi.
Endometriosis ialah masalah kesehatan organ kewanitaan di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di tempat lain seperti indung telur, belakang rahim, usus, atau kandung kemih.
Kondisi ini bisa memengaruhi fungsi dan kinerja rahim, bahkan dapat menimbulkan nyeri, masalah kesuburan, dan haid yang sangat sakit.
Mengapa sulit didiagnosis?
Rupanya, endometriosis sulit didiagnosa karena kebanyakan perempuan mengalami siklus menstruasi yang menyakitkan.
Gejala yang dirasakan dapat berupa sakit perut hingga depresi. Bahkan, sebagian perempuan tidak mengalami gejala sama sekali.
Perempuan yang tidak bergejala sering kali mengetahui masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini ketika akan program hamil dan ternyata tidak bisa.
Mirisnya, kondisi ini juga sering salah didiagnosis sebagai masalah pencernaan hingga penyakit mental. Maka itu, terdapat gejala utama yang perlu diwaspadai, seperti:
- Nyeri panggul kronis (terutama sebelum dan selama menstruasi)
- Rasa sakit saat berhubungan intim
- Kram saat buang air besar atau saat buang air kecil
- Kelelahan kronis
2. Vaginismus
Vaginismus adalah pengencangan otot dasar panggul yang tidak disengaja. Kondisi ini memungkinkan penetrasi seksual hampir tidak mungkin terjadi.
Masalah kesehatan organ kewanitaan ini dapat memengaruhi perempuan dari segala usia.
Bahkan vaginismus ternyata bisa terjadi setelah bertahun-tahun melakukan hubungan seks yang nyaman dan bebas rasa sakit.
Mengapa sulit didiagnosis?
Kondisi ini sulit didiagnosis karena ada banyak penyebab fisik dan emosional yang potensial. Misalnya, ada kasus vaginismus disebabkan oleh robekan saat melahirkan atau operasi vagina.
Selain itu, trauma (fisik dan emosional) akibat pelecehan seksual sebelumnya juga bisa menjadi penyebab potensial lainnya.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan Cegah Infeksi HPV
Bahkan, kondisi ini juga dapat terjadi dari reaksi terhadap obat atau kondom tertentu. Berikut adalah gejala utama yang harus diwaspadai:
- Sulit penetrasi
- Tidak nyaman saat berhubungan intim
- Sakit saat memasukkan tampon atau saat tes pap
- Panic attack saat berhubungan seks
- Kejang otot di punggung, kaki, atau daerah panggul
3. Polycystic ovary syndrome (PCOS)
Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah kondisi hormonal.
Kondisi ini menyebabkan banyak kista kecil berkembang di dalam ovarium dan ada kemungkinan kista tersebut dapat tumbuh lebih besar dari ovarium itu sendiri.
Sebanyak 20 persen perempuan memiliki PCOS dan bahkan tidak mengetahuinya.
Mengapa sulit didiagnosis?
Kondisi ini sulit didiagnosis karena gejalanya yang tergolong umum terjadi pada banyak perempuan usia reproduktif.
Misalnya, gejalanya bisa berupa menstruasi yang tidak teratur, penambahan berat badan, dan kesulitan hamil. Berikut ini daftar gejala yang lebih lengkap:
- Haid tidak teratur atau tidak haid sama sekali
- Penambahan berat badan
- Tidak bisa hamil
- Pertumbuhan rambut di tempat yang tidak terduga, seperti punggung, wajah, atau dada
- Jerawat
- Rambut rontok
4. Dismenore
Dismenore adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan nyeri haid yang luar biasa. Terdapat dua jenis dismenore, yakni primer dan sekunder.
Dismenore primer mengacu pada kram parah selama menstruasi yang tidak terkait dengan kondisi yang mendasarinya.
Kondisi ini adalah jenis yang paling umum terjadi dan biasanya mereda saat menjelang usia remaja dewasa, terutama hamil.
Sedangkan, dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya dan kondisi ini sebagian besar memengaruhi perempuan dewasa.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan dengan Histeroskopi
Mengapa sulit didiagnosis?
Dismenore sulit didiagnosis terutama karena kebanyakan perempuan mengalami nyeri haid.
Sehingga, akan sulit bagi dokter untuk membedakan antara nyeri haid biasa dan dismenore.
Namun, perempuan tahu rasa sakit itu berkaitan dengan menstruasi yang akan datang. Penyebab dismenore primer juga sangat bervariasi.
Kemungkinan penyebabnya termasuk obesitas, merokok, minum alkohol, bahkan stres.
Sementara untuk dismenore sekunder dapat disebabkan oleh penggunaan alat kontrasepsi (IUD) untuk pengendalian kelahiran, endometriosis, infeksi menular seksual, fibroid, atau kista ovarium.
Terdapat gejala utama yang harus diwaspadai meliputi:
- Rasa sakit yang luar biasa di perut bagian bawah saat menstruasi
- Kram panggul
- Mual
- Muntah
- Diare
Gejalanya yang umum dirasakan oleh kebanyakan perempuan menjadikan masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini sulit dideteksi dan menjadi wajib untuk kita waspadai.(*)