Parapuan.co - Di antara begitu banyaknya buah lokal Indonesia, ada satu buah sejenis berry yang belum banyak dikenal orang. Namanya kerben.
Buah ini tidak langka, hanya saja tidak terlalu mudah ditemukan.
Kerben banyak didapatkan di Desa Suko Pangkat, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Buah ini tumbuh sangat subur di sana, terutama di ladang penduduk.
Sukmareni, Koordinator Divisi Komunikasi Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menjelaskan, ladang penduduk tersebut sebagian besar berada di kawasan hutan.
Untuk legalitas masyarakat dalam mengelola ladang yang sangat berdekatan dengan pemukiman itu, sejak 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan SK Perhutanan Sosial untuk empat kelompok pengelola Hutan Kemasyarakatan (HKm), yaitu Sungai Kuning, Gunung Pua, Sungai Batu Lebar, dan Gunung Bujang.
Baca Juga: Selain Gaya Hidup, Ini Alasan Mengapa Inseminasi Buatan Bisa Gagal
Dengan adanya legalitas ini, masyarakat dapat mengelola hutan dengan mempertahankan kearifan lokal mereka.
“Masyarakat Desa Suko Pangkat mengelola hutan tersebut dengan menerapkan kearifan lokal, yaitu menggunakan sistem agroforestry. Dengan sistem agroforestry, masyarakat tidak membuka hutan sebagai lahan terbuka. Mereka menanam kopi dan kayu manis, yang masuk dalam tanaman kehutanan,” kata Reni, seperti dikutip dari rilis yang diterima, Jumat (15/10/2021).
Ia menjelaskan, fungsi hutan tersebut mirip dengan hutan alam dan tersambung dengan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Dengan begitu, pengelolaannya bernilai konservasi.
“Inilah yang membuat kami terus berupaya mencari peluang ekonomi baru bagi masyarakat Suko Pangkat, agar tekanan terhadap hutan berkurang. Hingga kemudian muncul gagasan untuk membuat selai kerben. Selai kerben dan hutan yang dikelola dengan baik, akan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk masyarakat Suko Pangkat dan sekitarnya," tambahnya.
Menyambut Hari Pangan Sedunia yang dirayakan setiap 16 Oktober, yuk, simak fakta tentang kerben yang tampilannya sangat menarik ini.