Parapuan.co - Kawan Puan, Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksana Pertemuan Tingkat Menteri Urusan Perempuan Negara-negara ASEAN (AMMW) ke-4.
Penyelenggaraan Pertemuan Tingkat Menteri Negara-negara ASEAN tentang Perempuan (AMMW) ke-4 ini dilakukan sejak 5-15 Oktober 2021 lalu.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, bertindak sebagai Ketua AMMW periode 2021-2024 dan memimpin jalannya sidang utama.
Ia menegaskan pentingnya meningkatkan ekonomi digital dan inklusi keuangan bagi perempuan.
Hal tersebut diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi di negara-negara ASEAN pasca pandemi Covid-19.
"Di tengah upaya kita bersama untuk bangkit dalam pandemi global saat ini, banyak hambatan yang menjadi pelajaran luar biasa," ungkap Menteri Bintang, dikutip dari rilis yang PARAPUAN terima.
Baca Juga: Dorong Kesetaraan Gender, ASEAN Commitment On Women Kembali Digelar
"Khususnya dalam hal kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan," tambahnya.
Saat ini, pemanfaatan ekonomi digital dan inklusi keuangan menjadi tren global untuk mencapai tujuan pembangunan baik di negara maju maupun berkembang.
Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia menetapkan ekonomi digital dan inklusifitas keuangan sebagai tema AMMW ke-4 tahun ini.
"Saya percaya pertukaran informasi dan perkembangan progresif terkait tema ini akan mendukung upaya pemulihan ekonomi di wilayah ASEAN pasca Covid-19," ungkap Menteri Bintang.
Demi memanfaatkan ekonomi digital, perempuan perlu memaksimalkan peluang mereka dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi dan aplikasi digital.
Hal ini berpotensi meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing perempuan.
Namun, partisipasi perempuan dalam ekonomi digital tergolong masih rendah karena kurangnya keterampilan dan literasi digital yang mereka miliki.
"Rendahnya partisipasi perempuan dalam ekonomi digital, disebabkan karena adanya bias gender," jelas Menteri Bintang.
"Selain itu, kurangnya motivasi anak perempuan untuk mengambil pendidikan di bidang STEM, serta kurangnya minat mereka pada teknologi digital," katanya lebih lanjut.
Baca Juga: Peduli Pelaku UMKM, Menkeu Sri Mulyani Umumkan Aturan Bebas Pajak Terbaru
Norma tradisional juga menjadi faktor yang membuat perempuan memiliki waktu lebih sedikit untuk meningkatkan keterampilan.
Oleh karenanya, sangat penting meningkatkan kapasitas perempuan dan menanamkan Ekonomi Sosial.
Ekonomi Sosial penting untuk membantu perempuan keluar dari norma tersebut.
Menteri Bintang menambahkan penyebab lainnya yaitu keterbatasan bagi perempuan dalam mengakses teknologi digital.
Rendahnya pendapatan perempuan dibanding laki-laki, memperkecil peluang mereka untuk dapat membeli smartphone dan membayar tagihan internet demi mengakses teknologi digital.
Menteri Bintang menegaskan Pemerintah Indonesia berkomitmen terhadap peningkatan kapasitas dan penciptaan lapangan kerja bagi perempuan pengusaha.
Pelaksanaan rangkaian webinar bagi UMKM perempuan, baik terkait akses teknologi informasi (TI), ekonomi digital, maupun pemasaran online, juga akan dikerahkan.
Pemerintah juga telah meluncurkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif Perempuan pada Juni 2020.
Baca Juga: KemenPPPA Tekankan Pentingnya Peran Perempuan dalam Ekonomi Digital
Hal tersebut sebagai bentuk strategi nyata dalam memberdayakan inklusi keuangan perempuan,.
Menteri Bintang menyampaikan bahwa ekonomi digital sangatlah penting dalam meningkatkan inklusi keuangan di negara-negara ASEAN.
Lebih lanjut, Menteri Bintang menekankan pentingnya kesetaraan gender dalam implementasi kebijakan secara keseluruhan di kawasan ASEAN. (*)