ISEF 2021 Angkat Pentingnya Gerakan Sustainable Muslim Fashion

Arintya - Selasa, 19 Oktober 2021
ISEF 2021 - Sustainable Muslim Fashion
ISEF 2021 - Sustainable Muslim Fashion Dok. ISEF 2021

Parapuan.co – Kawan Puan, Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF 2021 akan siap digelar dalam waktu dekat.

Di pagelaran ke delapan ini, ISEF 2021 akan digelar pada 25-30 Oktober 2021 secara hybrid.

Selain itu, ISEF 2021 juga diklaim sebagai kegiatan ekonomi syariah internasional yang pertama kalinya secara online maupun offline.

Tema ISEF 2021

Selain akan digelar secara hybrid, yaitu online dan offline, tema yang diangkat tahun ini pun sedikit berbeda.

Tahun ini, ISEF akan mengangkat teman seputar “New Normal is Sustainable Fashion”.

Tema tersebut dipilih dengan tujuan untuk menggiatkan sosialisasi konsep sustainable fashion sebagai gaya hidup baru di era new normal.

Selain itu, prinsip sustainable fashion ini juga sejalan dengan prinsip thayyiban (kebaikan) yang merupakan bagian dari gaya hidup halal.

Baca Juga: Bukan Hanya Baju Muslim, Ini yang Dimaksud Modest Fashion Menurut Ahli

Pentingnya sustainable muslim fashion

Konsep sustainable fashion termasuk juga sustainable muslim fashion, sudah saatnya bukan menjadi tren semata.

Pasalnya sustainable fashion ini kelak bisa membantu kita menyelaraskan diri dengan lingkungan.

Hal ini juga disampaikan oleh Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC), pada Press Conference Sustainable Muslim Fashion Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021, Senin (18/10/2021).

Sustainable fashion sebagai suatu gerakan dan pesan yang kuat dalam penyelenggaraan ISEF sejak pertama diselenggarakan.”

“Kami mengajak para partisipan, baik produsen maupun konsumen untuk semakin peduli dalam menjalani gaya hidup berkelanjutan dengan memperhatikan keberlangsungan kehidupan masyarakat, keselarasan lingkungan, dan kesejahteraan bersama,” ungkapnya.

Selain itu, konsep sustainable fashion juga sejalan dengan prinsip thayyiban (kebaikan) yang merupakan bagian dari gaya hidup halal.

“Dunia sedang menggembangkan Sustainable Development Goals (SDG) berfokus pada 17 sektor yang mencakup konsep halal dan thayyib (baik) yang selama ini menjadi gaya hidup muslim. Sehingga SDG menjadi bagian dari halal dan thayyib,” ungkap Jetty Rosila Hadi, Wakil Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC).

Kawan Puan, lebih lanjut Jetty Rosila menjelaskan bahwa saat ini busana muslim tidak hanya digunakan oleh umat Islam.

Baca Juga: Tren Fashion Berkelanjutan, Salah Satunya Menggunakan Serat Tencel

Melainkan busana muslim dapat diterima berbagai kalangan, baik dari muda hingga tua.

Oleh karena itu, potensi busana muslim lokal untuk bisa menembus pasar global terbuka lebar.

“Busana muslim merupakan busana santun yang dapat diterima di berbagai entitas, bukan hanya kalangan muslim."

"Hal ini menunjukkan potensi produk fesyen muslim tanah air untuk membawa Indonesia menjadi pusat industri halal global,” ungkapnya.

Kawan Puan, meski sudah ada beberapa nama desainer Indonesia yang mendunia dengan karya busana muslimnya, seperti Dian Pelangi hingga Vivi Zubedi, tetapi ekosistem sustainable muslim fashion ini perlu lebih dikembangkan lagi. (*)

Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru