Parapuan.co - Dalam membangun dan mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dibutuhkan strategi atau kunci.
Tak bisa asal-asalan, pelaku usaha harus memperhatikan dan memastikan berbagai aspek dalam menjalankan bisnisnya.
Jika tidak, alih-alih mendapatkan keuntungan, bisnis yang dijalankan justru akan berisiko mengalami kerugian.
Pada Kamis (21/10/2021) kemarin, Buku Warung mengadakan acara Virtual Media Session bertajuk Bongkar Kunci UMKM Siapkan Bisnis Pasca Pandemi.
Dalam acara tersebut, entrepreneur dan pegiat UMKM Indonesia, Danu Sofwan, membagikan sejumlah strategi yang bisa Kawan Puan terapkan untuk mengembangkan UMKM.
Baca Juga: Mudah! Ini Cara Membuat Nomor Induk Berusaha Secara Online untuk UMK
Apa saja strategi Danu dalam membangun Radja Cendol, Es Teh Indonesia, Basreng Gonjreng, dan usaha lain miliknya?
Yuk, simak rahasianya berikut ini!
1. Validasi produk
Pastikan produk yang kamu jual sudah sesuai dengan permintaan dan minat masyarakat di segmentasi daerah atau kota yang menjadi target pasar.
Validasi ini dapat dilakukan dengan cara membuat kuesioner atau melakukan blind testing di masyarakat sekitar di wilayah tersebut.
2. Market fit
Sebelum melakukan validasi produk, kamu sebagai pelaku usaha harus menentukan target konsumen terlebih dahulu.
Kemudian, ketahui kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, keunggulan bisnismu dibanding kompetitor, dan pertimbangkan pengalaman pengguna setelah membeli produk tersebut.
“Kita harus tahu dulu siapa target market kita, siapa kira-kira customer yang kita incar untuk kemudian nanti kita bisa sosialisasikan ke mereka dengan pendekatan yang baik dan tepat,” ujar Danu, Kamis (21/10/2021).
3. Operation
Selanjutnya, agar bisnis kamu semakin maju, kamu harus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan memiliki Key Performance Indicator (KPI).
KPI sendiri merupakan indikator atau alat ukur yang menggambarkan efektivitas perusahaan dalam hal mencapai tujuan bisnisnya.
Baca Juga: Inspirasi Bisnis dari 5 Pengusaha Perempuan yang Berwirausaha Sejak Belia
4. Lifetime
Untuk terus memajukan bisnis yang kamu bangun, terutama di masa pasca pandemi, kamu juga harus memastikan lifetime atau usia dari produk yang kamu jual, Kawan Puan.
“Kalau kita mau menaikkelaskan usaha kita, mau menambah cabang dan sebagainya, perhatikan lifetime. Kalau di dunia bisnis kuliner, kita harus tahu, tuh, kira-kira kuatnya berapa lama? Produk kita ini dikirim ke luar kota kuat atau tidak?” jelasnya.
5. Channel and distribution
Dalam hal distribusi produk, pelaku usaha perlu membuat business model, yakni rancangan yang berisi rencana bagaimana bisnis tersebut dapat menghasilkan keuntungan.
“Kita harus tentukan business model dari usaha kita seperti apa,” tutur Danu.
6. Financial statement
Strategi paling penting yang harus kamu perhatikan ketika membangun sebuah bisnis adalah dengan memperhatikan kondisi keuangannya.
Bisnis yang tidak memiliki rencana dan data keuangan yang rinci akan berisiko terjadi kebocoran yang berakibat pada kerugian.
“Yang paling penting adalah financial statement. Harus punya seenggaknya yang namanya neraca atau balance sheet, supaya kita tahu ini uang keluar, uang masuk, profitnya berapa, marginnya berapa, HPP berapa, akhirnya kita bisa merekap,” terang Danu.
Baca Juga: Catat! Begini Tata Cara Mendapatkan Sertifikat Halal bagi UMKM
“Kita juga harus punya dana cadangan minimal tiga bulan. Nah, kalau balance sheet itu setidaknya enam bulan, kita harus bisa menutupi operasional minimal enam bulan,” pungkasnya.
Kawan Puan, itulah sejumlah strategi untuk para pelaku UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya yang bisa kamu terapkan. (*)