Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Mengenal Dismenore

Ratu Monita - Jumat, 22 Oktober 2021
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, apa itu dismenore?
Kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, apa itu dismenore? Freepik

Parapuan.co - Kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan sering kali mengganggu saat sedang menstruasi

Kebanyakan perempuan kerap mengeluhkan nyeri haid, yang tak jarang mengganggu aktivitas seharian. 

Nyeri haid ini dalam istilah medis disebut dengan dismenore, yakni rasa sakit di area perut saat haid yang disebabkan oleh kontraksi rahim. 

Sebagaimana mana Kawan Puan ketahui, kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni nyeri haid terasa begitu sakit dan mengganggu aktivitas, ditambah membuat kita merasa tidak nyaman. 

Kondisi nyeri haid atau kram saat menstruasi ini terjadi ketika senyawa yang disebut prostaglandin membuat rahim berkontraksi. 

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Kenali Strip Tes Ovulasi

Sebagai informasi, sepanjang siklus menstruasi, rahim akan mengalami kontraksi lebih kuat.

Jika rahim berkontraksi terlalu kuat, maka dapat menekan pembuluh darah di dekatnya, kemudian memotong suplai oksigen ke jaringan otot.

Akibatnya, kamu pun akan merasakan sakit ketika bagian dari otot kehilangan suplai oksigen untuk sementara.

Gejala nyeri haid yang umumnya dirasakan oleh kebanyakan perempuan adalah sakit di area perut seperti tertekan, nyeri di pinggul, punggung bagian bawah, dan paha bagian dalam.

Terdapat dua jenis dismenore, yakni dismenore primer dan dismenore sekunder.  

Namun, Kawan Puan tak perlu khawatir karena kedua jenis tersebut bisa diobati.

Dismenore primer adalah sebutan untuk nyeri haid normal yang datang berulang-ulang dan tidak disebabkan oleh adanya masalah kesehatan organ kewanitaan tertentu.

Nyeri biasanya akan terasa di satu atau dua hari sebelum menstruasi atau saat pendarahan sebenarnya dimulai.

Umumnya perempuan akan merasakan nyeri mulai dari ringan hingga berat di perut bagian bawah, punggung atau paha.

Rasa nyeri ini biasanya berlangsung 12 hingga 72 jam, dan kemungkinan perempuan juga mengalami gejala lain, seperti mual dan muntah, kelelahan, dan bahkan diare.

Rasa nyeri saat haid akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia dan mungkin akan tidak akan terasa sakit lagi setelah perempuan melahirkan.

Sedangkan, dismenore sekunder terjadi disebabkan oleh adanya masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. 

Nyeri akibat dismenore sekunder biasanya dimulai lebih awal dari siklus menstruasi dan akan berlangsung lebih lama daripada kram menstruasi biasa.

Selain itu, perempuan yang mengalami dismenore sekunder juga tidak mengalami gejala seperti mual, muntah, kelelahan, atau diare.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Cara Tepat Bersihkan Organ Kewanitaan

Bagaimana dismenore sekunder menyebabkan kram menstruasi?

Nyeri haid akibat dismenore sekunder merupakan akibat dari masalah pada organ reproduksi.

Dismenore sekunder dapat disebabkan oleh masalah kesehatan organ kewanitaan berikut:

Endometriosis : Suatu kondisi di mana jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Karena potongan-potongan jaringan ini berdarah selama menstruasi, sehingga menyebabkan pembengkakan, jaringan parut dan nyeri.

Adenomyosis : Suatu kondisi di mana jaringan dalam rahim tumbuh dalam otot rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan rahim menjadi jauh lebih besar, disertai dengan pendarahan dan rasa sakit yang tidak normal.

Penyakit radang panggul (PID) : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang dimulai di dalam rahim dan dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya. PID dapat menyebabkan nyeri di perut atau nyeri saat berhubungan seks.

Stenosis serviks: Penyempitan serviks, atau pembukaan rahim.

Fibroid (tumor jinak): Pertumbuhan jaringan di dalam, di luar atau di dinding rahim

Bagaimana bisa tahu apakah rasa sakit kram menstruasi kamu normal?

Jika Kawan Puan mengalami kram menstruasi yang parah atau tidak biasa yakni kram yang berlangsung lebih dari dua atau tiga hari, dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter.

Baik dismenore primer maupun sekunder dapat diobati, jadi penting untuk diperiksa.

Nantinya, kamu akan diminta untuk menjelaskan gejala dan siklus menstruasi dan dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul.

Selama pemeriksaan, tenaga kesahatan juga akan memasukkan spekulum (alat yang membantu dokter untuk melihat ke dalam vagina).

Jika dokter mendiagnosa kamu mengalami dismenore sekunder, kamu mungkin akan memerlukan tes tambahan, seperti USG atau laparoskopi.

Jika tes tersebut menunjukkan terdapat masalah medis, maka dokter akan mendiskusikan untuk melakukan perawatan.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Tanda Masuk Masa Ovulasi

Cara meredakan kram menstruasi ringan

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meredakan nyeri haid adalah mengonsumsi ibuprofen setelah pendarahan atau kram dimulai. 

Ibuprofen dapat mengurangi output prostaglandin, selain itu kamu juga bisa menggunakan pereda nyeri lain seperti asetaminofen.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan bantal hangat di punggung bagian bawah atau perut, serta istirahat.

Tak lupa untuk menghindari makanan yang mengandung kafein, merokok, dan minum alkohol.

Memijat punggung bagian bawah dan perut juga bisa membantu meredakan nyeri haid yang mengganggu.

Untuk mengurangi dan mencegah nyeri haid di periode selanjutnya, hal yang bisa kamu lakukan adalah menjadikan olahraga sebagai rutinitas. 

Nah, berikut kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan saat haid yang kerap mengganggu aktivitas, semoga bermanfaat! (*) 

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja