Apel mungil khas Selandia Baru ini memiliki kandungan potasium 65 persen lebih tinggi, 19 persen lebih tinggi energi, dan 10 persen lebih tinggi serat dari apel pada umumnya.
Bahkan Selandia Baru juga berhasil mendesain sistem pengepakan yang mampu mengepak apel dua kali kecepatan manusia (120 apel per menit), demi memastikan produk ini tetap segar dan dalam kondisi terbaik saat diraih oleh konsumen.
Teknologi yang sama juga diaplikasikan untuk memanen lebih dari tiga miliar buah kiwi setiap tahunnya.
Proses produksi yang beretika juga menjadi nilai yang penting dilakukan di Selandia Baru.
Misalnya memastikan proses produksi bahan makanan tersebut dilakukan tanpa berpengaruh buruk pada lingkungan.
Baca Juga: Dinobatkan Sebagai Kota Paling Layak Huni Dunia, Ini Wisata Auckland!
Peternakan sapi perah Selandia Baru harus menyesuaikan dengan program pemerintah untuk selalu menjadi nomor 1 dari 191 negara dalam hal kesiapan perubahan iklim.
Kini, diperkirakan seluruh peternakan berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 68 persen dibandingkan rata-rata global.
“Dengan semakin banyak penduduk dunia yang menyadari pentingnya keamanan pangan, menurut kami menunjukkan bagaimana komitmen Selandia Baru dalam memasok lebih dari 120 negara di dunia dengan produk pangan dan minuman berkualitas tertinggi menjadi imperatif saat ini,” jelas Diana Permana, Trade Commissioner for New Zealand Trade and Enterprise, di acara peluncuran kampanye Made with Care yang PARAPUAN hadiri pada Kamis (21/10/2021).
Dari susu berkarbon nol hingga sapi dengan emisi metana lebih sedikit, dari apel bernutrisi superior hingga buah kiwi unik berdaging merah, dan madu yang tak bisa ditemukan di lokasi lain di dunia, bahkan cokelat berusia ratusan tahun pun bisa dengan mudah diakses siapa saja di mana saja.(*)