Parapuan.co - Pemain voli perempuan asal Afghanistan dipenggal oleh Taliban dan diunggah ke media sosial.
Melansir Daily Mail, dalam sebuah wawancara di The Persia Independent, pelatihnya mengatakan bahwa perempuan yang bernama Mahjabin Hakimi itu dipenggal kepalanya oleh Taliban.
Namun, dari Altnews.in via Kompas.com, ditemukan sebuah fakta bahwa kematian Mahjabin Hakimi bukanlah karena dibunuh oleh Taliban.
Baca Juga: Hadir di Sidang Umum PBB, Aktivis Perempuan Afghanistan Desak Pemimpin Global
Pada 10 Agustus, saudara laki-laki Mahjabin Hakimi, Skandar Hakimi mengunggah di Facebook gambar saudarinya yang menggunakan perlengkapan militer, disertai kabar duka cita.
“Aku akan selalu bangga padamu, saudariku sayang,” seperti yang dilansir dari Altnews.in pada Kamis (21/10/2021).
Sebelumnya, pada 7 Agustus, foto profil Facebooknya diperbarui dengan warna hitam yang memiliki lebih dari 100 komentar belasungkawa.
Melalui Facebook Skandar Hakimi, Altnews.in bisa menghubungi keluarga dari pemain voli Afghanistan tersebut.
Keluarga tersebut membenarkan bahwa Skandar Hakimi adalah saudara dari Mahjabin Hakimi.
"Dia tidak dibunuh oleh Taliban pada Oktober. Kematian Mahjabin terjadi pada 6 Agustus dan tubuhnya ditemukan di kamar mandi tunangannya di Kabul," kata keluarganya.
"Dia (tunangannya) mengklaim Mahjabin mati gantung diri. Namun, keluarga kami mencurigai adanya tindakan licik yang dilakukan oleh mertuanya," lanjut keluarga Mahjabin Hakimi.
Kerabat pemain voli perempuan itu membagikan gambar batu nisan yang ditulis nama Mahjabin Hakimi, tanggal kematian menurut kalender Persia 15-5-1400, di usia 25 tahun, dan nama ayahnya Mohammad Sarwar.
Tiga kalimat pertama dari nisan itu diterjemahkan oleh kerabatnya menjadi, “Makam almarhum Mahjabin Hakimi putri Mohammad Sarwar Hakimi yang bergabung dengan rahmat Allah pada Jumat malam, 15/5/1400 pada usia 25 tahun.”
Klaim lain mengatakan bahwa dia telah melakukan bunuh diri.
Sebuah gambar yang beredar di media sosial konon memperlihatkan mayat gadis itu.
Sebuah foto yang konon menunjukkan mayat Mahjabin terlihat luka di lehernya, tetapi tidak tidak diketahui pasti apakah ini disebabkan oleh pisau atau pengikat.
Pusat Jurnalisme Investigasi Payk yang berbasis di Afghanistan mengatakan bahwa sumbernya telah mengkonfirmasi bahwa Mahjabin dipenggal oleh Taliban di Kabul.
Baca Juga: Bentuk Pemerintahan Baru, Taliban Larang Perempuan Afghanistan Berolahraga
Menurut pelatihnya, Mahjabin adalah salah satu dari hanya dua anggota tim voli perempuan Kabul yang tidak berhasil melarikan diri setelah jatuhnya Kabul.
Kematian gadis itu baru sekarang dilaporkan karena sebelumnya Taliban mengancam keluarganya untuk tidak memberi tahu siapa pun.
"Semua pemain tim bola voli dan atlet perempuan lainnya berada dalam situasi yang buruk dan serta putus asa dan ketakutan," kata pelatihnya.
Pelatih mengatakan bahwa hanya dua anggota tim yang berhasil melarikan diri dari negara itu sebelum jatuh ke tangan kelompok Taliban.
Latar belakang Mahjabin Hakimi
Berbicara tentang Mahjabin, seorang kerabat berkata, "Mahjabin adalah panutan bagi gadis dan perempuan muda".
Sama seperti ayahnya, Sarwar Hakimi, dia tertarik pada olahraga seperti bola voli dan bola basket."
Keluarga Mahjabin Hakimi kemudian menyebutkan bahwa sejak 2015, perempuan tersebut bekerja di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.
Baca Juga: Nasib Sedih Para Jurnalis Perempuan Afghanistan dalam Kuasa Taliban
Anggota keluarga menginformasikan bahwa Mahjabin bertunangan pada 2020.
Sejak itu, dia tinggal di rumah tunangannya di bawah aturan keluarga bersama di Kabul.
Mahjabin telah direncanakan akan menikah pada awal Agustus, tetapi ia telah meninggal dahulu.
Lebih lanjut kerabat mengungkapkan bahwa Mahjabin mendapat beasiswa dari Amerika Serikat dan ini menjadi penyebab konflik dengan mertuanya.
Mahjabin merupakan bintang yang sedang naik daun di Klub Bola Voli Kota Kabul, Afghanistan.
Sebelumnya, terdapat laporan yang saling bertentangan di media sosial mengatakan bahwa Mahjabin telah dibunuh secara misterius seminggu sebelum Taliban merebut Kabul.
Terdapat pula sertifikat kematian konon menunjukkan tanggal kematiannya pada pertengahan Agustus.(*)