1. Berbasis Siber
Banyaknya kasus revenge porn di media sosial merupakan tindakan kekerasan seksual berbasis siber yang harus diwaspadai.
Meski dilakukan di dunia maya, dampak revenge porn tidak main-main pada korban.
Korban tetap akan merasakan dampak revenge porn hingga ke dunia nyata, terlebih kasus ini menyerang seksualitas seseorang.
Umumnya, korban revenge porn adalah perempuan, laki-laki yang feminin, atau orang yang memiliki orientasi seksual yang minoritas (homoseksual). Meskipun, tidak menutup kita semua menjadi korban revenge porn tersebut.
Baca Juga: Tak Berbuat Apa-apa Saat Lihat Kekerasan pada Perempuan, Pahami Fenomena Bystander Effect
2. Berdampak Secara Nyata
Kasus kekerasan pada perempuan ini memang lebih sering dilakukan secara online, namun dampak ini tetap terasa hingga ke dunia nyata.
Pasalnya, kebanyakan kasus revenge porn juga menunjukkan identitas dari korbannya.
”Memang terjadinya online, tetapi dampaknya di dunia offline, dunia material. Bisa saja yang tersebar identitas kamu secara immaterial, jadi ada identitas kita di sana. Di Jerman, mereka ada right to be forgotten. Di sini untuk privasi itu susah banget, khususnya di dunia digital,” kata Nadya.
3. Bentuk Kekerasan
Kasus kekerasan ini biasanya dibuat dalam bentuk foto porno, video porno, chat sex, screenshot, hingga paksaan dari pelaku untuk melakukan pornografi.
Revenge porn dinilai sebagai kekerasan karena perilaku tersebut dilakukan berdasarkan paksaan dari pelaku.
Penyebaran konten tersebut di berbagai platform media sosial oleh pelaku tentunya tanpa perizinan dari korban sehingga revenge porn termasuk perilaku kasar pada perempuan.