Sejarah IDI
Menilik sejarahnya, Hari Dokter Nasional tak bisa dilepaskan dari terbentuknya IDI.
Jauh sebelum terbentuk pada tahun 1950, para dokter membentuk Vereniging van Indische Artsen atau Asosiasi Dokter Hindia Belanda.
Pada 1926, organisasi tersebut berubah nama menjadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VIG), yang saat masa pendudukan Jepang, organisasi ini dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.
Baca Juga: Hari Anak Perempuan Sedunia 2021, Begini Sejarah dan Temanya
Atas usul Dr Seni Sastromidjojo, pada 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia), mengusulkan pertemuan yang terwujud sebagai Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI).
Saat itu, muktamar ini diketuai oleh Dr. Bahder Djohan.
Pada 22-24 September 1950, Muktamar I IDI digelar di Deca Park, dan diresmikan pada Oktober, dan dalam muktamar tersebut, Dr Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai ketua umum IDI pertama.
Untuk melengkapi dasar hukum IDI, pada tanggal 24 Oktober 1950, Panitia Dewan Pusat IDI saat itu, R. Soeharto menghadap notaris R. Kajiman.
Dengan demikian, IDI akhirnya telah memiliki legalitas yang sah.
Penetapan legalitas IDI inilah yang akhirnya menjadi Hari Dokter Nasional.
(*)