Parapuan.co - Hari Dokter Nasional diperingati setiap 24 Oktober setiap tahunnya.
Tanggal 24 Oktober sekaligus dijadikan sebagai HUT organisasi profesi dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hari Dokter Nasional pertama kali disepakati saat Muktamar IDI yang terselenggara di Ujung Pandang pada 22-27 Oktober 1994.
Baca Juga: Sejarah dan Fakta Hari Tanpa Bra Sedunia yang Diperingati Setiap 13 Oktober
“Dalam muktamar kali ini, InsyaAllah juga akan dikumandangkan pertama kali soal ‘Hari Dokter’ pada setiap tanggal 24 Oktober,” ujar Agus Purwadianto, Ketua IDI Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, 22 Oktober 1994 dalam Kompaspedia.
IDI merupakan organisasi profesi dokter yang para anggotanya hanya terdiri dari dokter Indonesia saja tanpa dokter asing.
Menurut Agus, dokter memiliki banyak prestasi, baik dari zaman penjajahan, kemerdekaan, hingga era pembangunan.
IDI juga merupakan bentuk kemandirian dalam menjaga profesi dokter sebagai profesi yang mulia.
Diperingatinya Hari Dokter Nasional ini menjadi pengingat bagi para dokter untuk terus berkarya dengan profesinya, terlebih di tengah pandemi yang sudah berlangsung lebih dari 1 tahun ini.
Sejarah IDI
Menilik sejarahnya, Hari Dokter Nasional tak bisa dilepaskan dari terbentuknya IDI.
Jauh sebelum terbentuk pada tahun 1950, para dokter membentuk Vereniging van Indische Artsen atau Asosiasi Dokter Hindia Belanda.
Pada 1926, organisasi tersebut berubah nama menjadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VIG), yang saat masa pendudukan Jepang, organisasi ini dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.
Baca Juga: Hari Anak Perempuan Sedunia 2021, Begini Sejarah dan Temanya
Atas usul Dr Seni Sastromidjojo, pada 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia), mengusulkan pertemuan yang terwujud sebagai Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI).
Saat itu, muktamar ini diketuai oleh Dr. Bahder Djohan.
Pada 22-24 September 1950, Muktamar I IDI digelar di Deca Park, dan diresmikan pada Oktober, dan dalam muktamar tersebut, Dr Sarwono Prawirohardjo terpilih sebagai ketua umum IDI pertama.
Untuk melengkapi dasar hukum IDI, pada tanggal 24 Oktober 1950, Panitia Dewan Pusat IDI saat itu, R. Soeharto menghadap notaris R. Kajiman.
Dengan demikian, IDI akhirnya telah memiliki legalitas yang sah.
Penetapan legalitas IDI inilah yang akhirnya menjadi Hari Dokter Nasional.
(*)