4. Insomnia atau mimpi buruk.
5. Menghindari hubungan intim.
6. Berusaha keras untuk menghindari kehamilan, seperti melipatgandakan metode pengendalian kelahiran dengan ketat.
7. Fiksasi pada faktor risiko kehamilan, seperti kematian ibu atau anak dan cacat lahir.
8. Menunda atau menghindari kehamilan padahal ingin punya anak.
9. Meminta persalinan sesar (c-section) tanpa alasan medis.
Baca Juga: Baby Blues Syndrome, Ini 7 Cara Mencegah Depresi setelah Melahirkan
Penyebab
Penyebab seorang perempuan mengembangkan tokofobia tidak selalu jelas dan dapat diprediksi.
Ini bisa merupakan hasil dari akumulasi pikiran, ketakutan, pengalaman, dan prasangka tentang persalinan yang berkembang selama kehidupan seorang perempuan.
Namun, ada yang beberapa faktor yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tokofobia, yaitu:
1. Ketakutan Medis
Tokofobia muncul karena seorang perempuan mengalami rasa takut berlebih untuk menjalani prosedur medis, termasuk dokter, rumah sakit, dan rasa sakit akan komplikasi persalinan.
2. Pengalaman Seksual Traumatis
Ketakutan seputar persalinan mungkin berasal dari pengalaman seksual traumatis di masa lalu, apakah itu terjadi selama masa kanak-kanak atau dewasa.