Parapuan.co - Rasa takut hamil dan melahirkan yang menimbulkan kecemasan pada perempuan normal terjadi karena akan menghadapi perubahan besar bagi tubuh.
Namun, tokofobia berbeda. Fobia ini sudah menjadi ketakutan ekstrem bagi perempuan yang melumpuhkan keinginan untuk hamil dan melahirkan.
Tokofobia bisa mengganggu kualitas hidup penderitanya, yang menyebabkan mereka benar-benar menghindari kehamilan meski berharap memiliki anak.
Melansir Verywell Family, ada dua jenis tokofobia meliputi:
1. Tokofobia Primer
Tokofobia primer terjadi jika seorang perempuan belum pernah melahirkan sama sekali sebelumnya.
2. Tokofobia Sekunder
Tokofobia sekunder terjadi ketika seorang perempuan sudah pernah melahirkan dan ketakutan ekstrem terjadi karena pengalaman tersebut.
Baca Juga: Tenangkan Diri, Ini 5 Cara Mengatasi Rasa Takut Jelang Melahirkan
Gejala
Meskipun ketakutan psikologis yang intens terhadap persalinan adalah karakteristik terbesar dari tokofobia, itu bukan satu-satunya.
Gejala umum tokofobia meliputi:
1. Serangan panik atau peningkatan gejala kecemasan seperti kelelahan, kekhawatiran irasional, atau sakit kepala.
2. Perubahan suasana hati
3. Gejala depresi, seperti kelelahan, nyeri tubuh, penurunan nafsu makan atau libido, atau kehilangan minat pada aktivitas favorit.
4. Insomnia atau mimpi buruk.
5. Menghindari hubungan intim.
6. Berusaha keras untuk menghindari kehamilan, seperti melipatgandakan metode pengendalian kelahiran dengan ketat.
7. Fiksasi pada faktor risiko kehamilan, seperti kematian ibu atau anak dan cacat lahir.
8. Menunda atau menghindari kehamilan padahal ingin punya anak.
9. Meminta persalinan sesar (c-section) tanpa alasan medis.
Baca Juga: Baby Blues Syndrome, Ini 7 Cara Mencegah Depresi setelah Melahirkan
Penyebab
Penyebab seorang perempuan mengembangkan tokofobia tidak selalu jelas dan dapat diprediksi.
Ini bisa merupakan hasil dari akumulasi pikiran, ketakutan, pengalaman, dan prasangka tentang persalinan yang berkembang selama kehidupan seorang perempuan.
Namun, ada yang beberapa faktor yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko tokofobia, yaitu:
1. Ketakutan Medis
Tokofobia muncul karena seorang perempuan mengalami rasa takut berlebih untuk menjalani prosedur medis, termasuk dokter, rumah sakit, dan rasa sakit akan komplikasi persalinan.
2. Pengalaman Seksual Traumatis
Ketakutan seputar persalinan mungkin berasal dari pengalaman seksual traumatis di masa lalu, apakah itu terjadi selama masa kanak-kanak atau dewasa.
3. Pengalaman Persalinan Traumatis
Tokofobia sekunder mirip dengan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) jika pengalaman melahirkan tersebut sangat menyakitkan, menantang, atau rumit.
Tokofobia sekunder juga bisa dikembangkan saat perempuan telah mengalami keguguran, lahir mati, atau aborsi.
Baca Juga: 5 Cara Atasi Stres dalam 15 Menit Menurut Ahli, Salah Satunya Nonton Video Kucing
4. Riwayat Kecemasan dan Depresi
Riwayat kondisi kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi, dapat membuat seorang perempuan lebih mungkin mengalami tokofobia.
Seperti kondisi psikologis lainnya, termasuk fobia, tokofobia didiagnosis oleh profesional kesehatan mental yang berkualifikasi, seperti psikolog, psikiater, atau pekerja sosial klinis berlisensi.
Jika Kawan Puan merasa diri sangat takut akan hamil dan melahirkan, namun masih berharap ingin memiliki keturunan, kamu bisa menceritakan kekhawatiranmu kepada profesional medis.
Mereka akan membantumu dan memberikan perawatan terbaik dengan penuh kasih untuk mengelola rasa takut akan hamil dan melahirkan yang kamu alami.
(*)