Sejumlah masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan juga dapat menyebabkan amenorrhea sekunder, yakni:
- Insufisiensi ovarium primer, suatu kondisi ketika seseorang mengalami menopause sebelum usia 40 tahun.
- Gangguan hipotalamus, seperti amenorrhea hipotalamus fungsional (FHA), suatu kondisi amenorrhea terjadi karena stres atau penurunan berat badan, tetapi tidak jelas disebabkan oleh masalah organik pada tubuh perempuan.
- Gangguan hipofisis, seperti tumor hipofisis jinak karena produksi prolaktin yang berlebihan.
- Masalah hormonal lainnya, seperti PCOS, gangguan adrenal atau hipotiroidisme.
- Tumor ovarium.
- Pembedahan untuk mengangkat rahim atau ovarium.
Gejala Amenorrhea
Selain tidak mengalami haid, masalah kesehatan organ kewanitaan ini juga dapat ditandai dengan beberapa gejala lain.
Jika disebabkan oleh gangguan hormonal, gejalanya dapat berupa timbulnya jerawat, puting ASI bocor padahal tidak sedang menyusui, vagina mengalami kekeringan, sakit kepala, dan pertumbuhan rambut di wajah atau bagian tubuh tertentu.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Mitos Umum Virus HPV
Cara mencegah Amenorrhea
Salah satu cara yang bisa membantu mencegah terjadi amenorrhea sekunder adalah menjalani gaya hidup sehat.
Adapun gaya hidup sehat yang bisa diterapkan yakni dengan mempertahankan berat badan yang sehat, serta mengonsumsi makan makanan yang sehat.
Tak lupa juga untuk memperhatikan siklus menstruasi, jadi kamu sadar betul saat melewatkan masa menstruasi.
Kamu juga menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear, sembari konsultasi dengan ginekologi secara teratur.
Pastikan juga untuk selalu tidur yang teratur dan cukup ya, Kawan Puan!
Itulah penjelasan soal masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni amenorrhea, yang mungkin jarang diketahui. Semoga Kawan Puan dapat terhindar dari kondisi ini ya! (*)