Profil Ainun Habibie, Dokter di Balik Lahirnya Fatwa Halal Donor Mata

Arintha Widya - Senin, 25 Oktober 2021
Ainun Habibie, dokter di balik fatwa halal donor mata
Ainun Habibie, dokter di balik fatwa halal donor mata tribunnews.com

Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian orang barangkali hanya mengenal sosok Ainun Habibie sebagai istri dan ibu negara yang mendampingi mendiang BJ Habibie.

Namun, fakta dari profil dan biodata dirinya, Ainun Habibie lebih dari sekadar perempuan yang pernah menjadi ibu negara ketiga di Indonesia.

Ainun Habibie sangat berjasa kepada tanah air, sebagaimana sang suami, BJ Habibie semasa hidupnya.

Maka dari itu, ada baiknya kamu juga mengetahui jasa apa saja yang pernah dilakukan oleh perempuan bergelar dokter yang satu ini.

Untuk mengetahui informasi lengkapnya, di bawah ini biodata dan perjalanan karier Ainun Habibie sebagaimana dikutip dari berbagai sumber!

Baca Juga: Profil Sulianti Saroso, Dokter Penggagas KB yang Pernah Ditegur Soekarno

Profil singkat Ainun Habibie

Nama asli Ainun Habibie adalah Hasri Ainun Besari. Ia lahir di Semarang, 11 Agustus 1937.

Putri dari pasangan Mohamad Besari dan Sadarmi Sosrowijoto itu besar di Semarang, Jawa Tengah, sebelum melanjutkan studi di Jakarta.

Ainun mendapatkan gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1961.

Setelahnya, tepatnya di tahun 1962, ia sempat bekerja di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai asisten dokter anak.

Namun, setelah menikah dengan Habibie, ia diboyong ke Jerman dan harus rela meninggalkan kariernya sebagai dokter.

Dikatakan pula bahwa tiga tahun pertama kehidupan pernikahan menjadi tantangan terberat bagi perempuan berdedikasi ini.

Apalagi, ia hidup di negeri asing di mana dirinya kerap ditinggalkan seorang diri di rumah sampai larut malam.

Karier sebagai Ibu Negara

Pada tahun 1998, BJ Habibie diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto yang kala itu dituntut mundur oleh mahasiswa.

BJ Habibie menjabat Presiden RI selama satu tahun hingga 1999, dan saat itu pulalah Ainun menjadi ibu negara.

Meski hanya setahun, ibu dua putra ini membuktikan dedikasinya yang besar sebagai perempuan yang peduli akan kesehatan.

Baca Juga: Future Doctors Program, Studi Calon Dokter dari Harvard untuk SMP-SMA

Ia bahkan turut serta memperjuangkan hak para tunanetra di Indonesia agar bisa melihat lagi dengan normal.

Bahkan, Ainun mendirikan bank mata yang saat itu menjadi pro kontra di kalangan pemerintah.

Jasa Ainun pada Bank Mata

Sejatinya, bank mata di tanah air sudah ada sejak tahun 1968. Akan tetapi, belum bisa membantu tunanetra di seluruh negeri.

Hal itu disebabkan karena belum adanya peraturan yang tepat untuk donor mata, lantaran masih diharamkan MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Ainun pun berjuang keras untuk mendapatkan fatwa halal donor mata, sehingga para tunanetra bisa mendapat kesempatan lebih besar untuk dapat melihat.

Perjuangan sosok Hasri Ainun Besari dianggap tak dapat dinilai dengan uang berkat jasanya tersebut.

Jasa Ainun bahkan masih dikenang banyak orang, salah satunya Nila Moeloek, Menteri Kesehatan RI yang menjabat pada 2014-2019 lalu.

Berkat jasa dan dedikasinya itu pula, nama Ainun diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit di daerah Limboto, Kabupaten Gorontalo.

Selain di Gorontalo, ada pula sejumlah fasilitas kesehatan yang menggunakan namanya.

Sebut saja salah satunya Klinik Mata dr. Hasri Ainun Habibie yang terdapat di Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Mengenal Dokter Lala, Peraih Rekor MURI Berkat Konten Edukasi di Media Sosial

Akhir hayat Ainun Habibie

Semasa hidup, Ainun pernah menderita kanker ovarium. Ia bahkan menjalani sembilan kali operasi di rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Jerman.

Dari kesembilan operasi, empat di antaranya merupakan operasi utama, sedangkan sisanya ialah eksplorasi.

Setelah beberapa lama dirawat dan hidup mengandalkan alat, Ainun menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 22 Mei 2010.

Jenazahnya kemudian dipulangkan ke Indonesia dan tiba di tanah air pada 25 Mei 2010.

Kemudian mendiang Ainun Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta di hari yang sama.

Luar biasa bukan perjalanan Ainun Habibie, Kawan Puan? Semoga kisahnya menginspirasimu! (*)

Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja