Melansir dari laman Siap Nikah, situs resmi BKKBN untuk persiapan pernikahan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr (HC), dr, Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menjelaskan stunting.
Dokter Hasto menjelaskan stunting bukanlah penyakit, melainkan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Seribu hari pertama kehidupan dimulai dari janin hingga anak berusia 2 tahun. Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan kondisi kesehatan lahir dan batin sebelum seorang wanita menikah dengan pasangannya.
“Menentukan kapan punya anak, jumlah anak, dan jarak kelahirannya adalah hak dan tanggung jawab dari setiap calon pengantin (catin). Selain itu, setiap catin juga berhak dapat informasi tentang pelayanan kesehatan, KB, dan pola asuh yang tepat. Hal ini untuk mencegah lahirnya anak stunting,” ujar dr. Hasto.
Baca Juga: Jadi Bentuk Kekerasan pada Perempuan, Ini Fakta Revenge Porn
2. 5 Cara Mengajarkan Anak Agar Terhindar dari Sifat Sombong
Berpikir bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain atau semua bidang kehidupan termasuk sebagai sifat sombong.
Orang dengan sifat sombong menikmati pujian dan sering membicarakan kualitas dirinya sendiri saat bercakap-cakap dengan orang lain.
Sifat sombong harus dijauhkan dari anak-anak karena mengakibatkan harga diri rendah dan kebiasaan membanding-bandingkan kualitas dengan orang lain.
Faktanya, orang sombong adalah pribadi yang lemah karena mengandalkan faktor luar untuk mendefinisikan diri mereka sendiri alih-alih nilai dan integritas yang dimilikinya.
Ciri-ciri Orang Sombong ada beberapa hal seperti yang dilansir dari The Spruce. Apa saja ciri-cirinya?