Parapuan.co - Salah satu persiapan sekolah tatap muka yang penting untuk menjadi perhatian orang tua adalah melatih keterampilan sosial anak.
Pasalnya, tolong menolong menjadi salah satu keterampilan sosial yang penting untuk diajarkan pada anak sejak dini.
Karena, perilaku ini akan membantu anak untuk bisa menjalin hubungan di masyarakat.
Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan anak agar suka menolong dalam rangka persiapan sekolah tatap muka.
Pasalnya, saat mengikuti program pembelajaran tatap muka (PTM), anak-anak akan berbaur dengan teman-teman sebayanya dan ia akan berinteraksi dengan banyak orang.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Tips Mengajarkan Anak Tidur Tepat Waktu
Hal ini tentu saja membutuhkan dorongan orang tua agar anak aktif menolong orang lain, dan manfaat ini akan anak dapatkan saat dewasa.
"Membantu orang lain akan membangun karakter, kepercayaan diri, tanggung jawab, tidak mementingkan diri sendiri, dan altruisme (kepedulian terhadap orang lain)," ungkap Hillary Kimbley, psikolog pediatrik di Children's Health di Dallas, AS, dikutip dari laman HuffPost.
Maka dari itu, para ahli menyarankan orang tua untuk mendidik anaknya agar menjadi penolong dan senang menolong sesama.
Melansir dari laman The Huffington Post, berikut tips mengajarkan anak agar suka menolong dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka.
1. Membantu anak bermain dengan apa yang diminatinya
Sampaikan pada anak bahwa untuk menolong orang lain, ada banyak cara yang bisa dilakukan.
"Bantuan bisa datang dalam berbagai bentuk, mulai dari berempati, menghasilkan ide untuk memecahkan masalah, hingga melakukan pekerjaan rumah tangga," kata Rupa Mehta, pendiri Subject of Self, kurikulum pembelajaran sosial-emosional gratis untuk anak.
Sebagai orang tua, kamu bisa membantunya mengenali cara-cara tertentu dalam menolong dan menyesuaikan kesempatan menolong dengan minat anak.
Contohnya, mintalah bantuan anak untuk memeriksa kotak persediaan camilan apakah sudah ada yang habis dan perlu dibeli.
2. Memberikan tugas sesuai perkembangan anak
Saat ingin meminta anak untuk menjadi penolong, sesuaikan tugasnya dengan perkembangannya.
Hal ini dapat diawali dengan orang tua menggunakan waktu bermain untuk bertindak sebagai penolong, dan membacakan buku tentang cara menolong kepada anak.
Kemudian, untuk anak usia sekolah berikan ia kesempatan untuk menolong orang lain di luar rumah, misalnya menjadi sukarelawan, ikut membantu membersihkan lingkungan, atau menolong guru.
3. Memberi pujian dan dorongan kepada anak
Dalam persiapan sekolah tatap muka, setelah melihat anak mampu menolong orang lain dengan baik, jangan lupa untuk memberikannya pujian.
"Anak senang dipuji oleh orang yang merawatnya," kata Casey Rislov, pendidik dan penulis buku.
Jika ia dapat membantu kamu, sampaikan rasa terima kasih dan katakan bantuan yang dilakukannya membuat kamu menjadi lebih baik.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Tips Menanamkan Disiplin pada Anak ala Orang Tua Jepang
4. Menjadi contoh yang baik bagi anak
Dalam mengajarkan anak, pastikan kamu juga menjadi contoh yang baik bagi anak, dengan begitu anak memiliki panutan yang baik untuk diikuti.
Selain mencontohkan cara menjadi penolong, carilah kesempatan untuk melayani suatu komunitas bersama keluarga, termasuk anak.
“Cari kesempatan untuk melakukan tindakan kebaikan secara acak di depan anak-anak Anda dan dorong mereka untuk melakukan hal yang sama,” kata Susan Groner, Founder Parenting Mentor.
Sampaikan juga pada anak tentang bagaimana rasanya melakukan sesuatu yang menyenangkan dan tidak terduga.
5. Membuat kebiasaan menolong jadi hal menyenangkan
Anak-anak menyukai kegiatan yang menyenangkan, maka dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka, jadikan kegiatan menolong orang lain menjadi menyenangkan dan lebih kreatif.
Sebagai orang tua, kamu dapat mengubah tugas menolong sesama menjadi sebuah permainan.
Tidak hanya itu, orang tua bisa membuat "daftar keinginan" agar aktivitas menolong menjadi seperti sebuah petualangan.
Setelah selesai, kamu bisa merayakan usaha anak dalam menolong orang lain, karena bisa jadi, hal tersebut bukan sesuatu yang ingin dilakukan anak, tetapi akhirnya ia menyadari bahwa menolong adalah hal yang penting.
6. Tekankan pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain
Salah satu hal yang penting untuk disampaikan orang tua saat mengajarkan anak menolong adalah dengan menjadi penolong, anak bisa memperbaiki kehidupan orang lain.
Sebagai contoh, membantu mengisi ulang sabun di kamar mandi untuk keperluan seluruh anggota keluarga di rumah.
Berikan contoh kepada anak, orang-orang yang tugasnya membantu sesama manusia, seperti perawat di rumah sakit atau petugas kebersihan yang setiap hari mengambil sampah rumah tangga.
Lebih dari itu, kegiatan membantu orang juga dapat menumbuhkan rasa empati dan hubungan dengan orang lain.
7. Bantu mereka merasa diberdayakan
Untuk menanamkan kebiasaan menolong pada anak, orang tua bisa membagikan kekuatan pada anak. Anak juga perlu merasa dihargai dan diberdayakan.
Oleh karena itu, saat memberikan anak tugas, jangan membingkai tugas tersebut sebagai hukuman atau membuat anak menyadari bahwa kita tidak ingin mengerjakan tugas sendirian.
Jelaskan kepada mereka, tugas yang kita berikan adalah bentuk kepercayaan kita terhadap kemampuannya, serta menandakan betapa kita menghargai kontribusi anak.
8. Sabar
Perlu diingat oleh orang tua setiap mengajarkan anak adalah setiap anak membutuhkan waktu untuk menguasai suatu keterampilan.
Oleh karena itu, penting untuk berusaha sabar dan fleksibel dalam membantu anak saat merasa sedang tidak ingin menolong, menurut Elanna Yalow, kepala akademik Pusat Pembelajaran KinderCare.
Dengan begitu, ia akan mengembangkan pola pikir "menolong karena mau", bukan menjadi sebuah keharusan atau paksaan.
"Ingatlah menolong adalah keterampilan yang harus dikembangkan," jelas Kimbley.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Sunscreen Anak yang Aman untuk Lindungi Kulit si Kecil
9. Biarkan saat ia melakukan kesalahan saat pembelajaran ini
Melakukan kesalahan dalam proses pembelajaran akan memberi anak kesempatan untuk menghadapi kesulitan, serta belajar dan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih baik.
"Jangan langsung berasumsi anak tidak bisa melakukan sesuatu. Menggunakan kompor, misalnya, adalah hal yang perlu dipelajari anak agar ia bisa menggunakannya dengan aman, bukan hanya dijauhkan."
Orang tua juga dianjurkan untuk menahan diri saat ingin membantu dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan anak.
Sebagai gantinya, orang tua bisa mendukung anak saat dia belajar memecahkan masalah dan bertanggung jawab atas hasil tindakannya.
10. Mengajak anak merenungkan perannya sebagai penolong
Mehta menyarankan orang tua untuk menanyakan kepada anak agar dia bisa merenungkan diri, seperti, "Bagaimana perasaanmu sebelum menolong mereka?", "Bagaimana perasaanmu sesudahnya?" dan sebagainya.
Dengan membuat anak menceritakan pengalamannya saat menolong orang lain dapat membantu dia memahami kekuatan dari menolong orang lain.
Selain itu, hal ini akan membuat anak merasa lebih siap untuk kembali menolong orang lain.
Tak lupa untuk menanamkan ke dalam diri anak, meskipun orang lain tidak mengucapkan terima kasih atau imbalan dalam bentuk apa pun, anak tetap bisa menolong orang lain.
Nah, itu adala 10 tips yang bisa dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak menjadi penolong dalam rangka persiapan sekolah tatap muka. Semoga bermanfaat, ya! (*)