Penelitian tersebut diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini, sehingga pemerintah dapat segera mengambil keputusan.
Negara-negara lain di dunia juga akan melakukan vaksin booster, sudah ada 7 negara yang melakukannya.
Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro sebelumnya mengungkap kriteria jenis vaksin Covid-19 untuk dosis ketiga atau booster bagi masyarakat.
"Rencananya booster itu kan bisa dilakukan dengan vaksin yang sama yang kita sebut homologous atau vaksin yang berbeda heterologous," kata Sri, dikutip dari Kompas.com.
"Misalnya Sinovac (dosis pertama) Sinovac (dosis kedua) di-booster pakai AstraZeneca kan beda itu," sambungnya.
Baca Juga: Kemenkes Prioritaskan Vaksin Booster untuk Nakes, Perlukah Semua Orang Mendapatkan Booster?
Berdasarkan penjelasan Sri, ada tiga kriteria yang ditetapkan ITAGI dalam vaksin booster.
Pertama, vaksin Covid-19 tersebut harus dapat memblokir protein spike pada Covid-19 yang bisa masuk melalui saluran pernapasan.
Kemudian, vaksin yang menjadi booser tersebut harus memiliki efikasi yang lebih tinggi.
"Kita mencari efikasinya lebih tinggi misalnya AstraZeneca pfizer moderna lebih tinggi dari Sinovac," papar Sri.
Kriteria yang terakhir adalah efikasi vaksin terhadap varian baru virus Corona.