"Banyak baca buku, banyak nonton, itu akan menambah skillsmu dibidang menulis," tambahnya.
Baginya, kemampuan research ini sangat penting apalagi saat akan membuat artikel.
"Menurutku, tingginya growth website atau situs adalah proses researchnya. Proses ini membantuku mengenali audienceku sebagai penulis. Kalau kita hanya sekedar menulis tulisan bagus, belum tentu itu dibaca orang dan pesannya nyampe di audience kita. Apalagi aku bergerak di digital, jadi aku harus benar-benar mengenali customerku, siapa sih yang akan baca nantinya,"
Rara juga menjelaskan perbedaan copywriter dan content writer yang banyak tidak diketahui orang.
Baca juga: Profil Sulianti Saroso, Dokter Penggagas KB yang Pernah Ditegur Soekarno
"Kalau copywriter menulis singkat, content writer menjabarkan. Seperti mengapa produk ini penting. Apa bagusnya produk ini. Terus siapa saja yang butuh pakai produk ini. Content writer juga lebih engagement ke audience lah. Jadi targetnya bukan cuma jualan tapi juga mengedukasi,"jelasnya.
Tak hanya itu, Rara juga menceritakan hambatan yang ia alami saat menjadi penulis.
"Mungkin sama seperti profesi penulis lainnya, kadang yang menjadi halangan itu writer block. Jadi rasanya kayak kehabisan ide nulis apalagi. Makanya kita perlu untuk membaca buku, menonton film, dan banyak mengobrol dengan orang," ungkapnya dalam wawancara bersama PARAPUAN.
Nah, Kawan Puan, apakah kamu tertarik menjadi content writer seperti Rara? (*)