Nona Poernomowoelan adalah salah satunya. Perempuan muda ini mewakili Jong Java.
Poernomowoelan adalah salah satu perwakilan pemudi Taman Siswa, maka saat Kongres Perempuan II, ia menggaungkan isu pendidikan yang setara bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Di atas mimbar, Poernomowoelan menuntut pemuda untuk terus berjuang demi meraih pendidikan dan mewujudkan kesetaraan dunia pendidikan di Indonesia.
Sarmidi Mangunsarkoso juga merupakan tokoh perempuan yang berbicara lantang soal pendidikan di Kongres Pemuda II.
Siti Sundari, Emma Poeradiredja, Suwarni Pringgodigdo, Johanna Masdani Tumbuan, Dien Pantouw, dan Nona Tumbel adalah tokoh perempuan lain yang juga berkontribusi.
Walaupun hanya 10 perempuan yang hadir, namun tuntutan mereka terkait persatuan dan kesetaraan bangsa Indonesai disampaikan dengan lantang.
Baca Juga: Isi dan Makna Teks Sumpah Pemuda yang Menyatukan Bangsa Indonesia
Menurut catatan WR Supratman, para pemudi yang hadir lebih banyak dibanding ketika kongres pemuda Indonesia pertama tahun 1926.
Perempuan yang hadir dalam Kongres Pemuda II merupakan tokoh-tokoh aktif di berbagai organisasi di Indonesia.
Poernomowulan aktif dalam Jong Java dan Siti Sundari aktif dalam penerbitan majalah.