Cita-cita tersebutlah yang melatarbelakangi ketertarikan Carina di bidang bioteknologi, terutama terkait manipulasi genetika, saat masih duduk di bangku sekolah menengah.
Usai tamat dari pendidikan sekolah menengah, Carina pun melanjutkan pendidikan S1 di luar negeri.
Saat itu, ia harus menempuh pendidikan di luar negeri karena di Indonesia masih belum banyak universitas yang membuka bidang studi tersebut.
Setelah lulus dari S1, Carina Joe sempat mengikuti program magang di sebuah perusahaan Australia yang ternyata juga menawarinya untuk melanjutkan pendidikan hingga mendapatkan gelar PhD.
Baca Juga: Profil Sulianti Saroso, Dokter Penggagas KB yang Pernah Ditegur Soekarno
Bukan tanpa alasan, langkah tersebut diambil dalam rangka mendukung karier Carina dalam bidang penelitian.
Gelar PhD tersebut diraihnya di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia, Kawan Puan.
Dari pengalaman dan perjalanannya tersebut, Carina Joe akhirnya berhasil membuat pengaruh besar dan terlibat dalam penelitian vaksin Covid-19, AstraZeneca.
Sementara itu, terkait keterlibatannya dalam pembuatan vaksin AstraZeneca, Carina Joe mengaku bahwa ia dan timnya harus bekerja tanpa libur selama lebih dari setahun.
Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah siaran langsung di Instagram Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya beberapa waktu yang lalu.
“Pas pandemi itu kita kerja tujuh hari seminggu, lebih dari 12 jam sehari. Tanpa libur tanpa istirahat selama satu setengah tahun itu. Supaya itu (vaksin) bisa digunakan di seluruh dunia,” ujar Carina beberapa waktu lalu.
Kawan Puan, kisah perjalanan Carina Joe ini inspiratif sekali, ya! (*)