Parapuan.co - Ilmuwan perempuan asal Indonesia, Carina Joe, akan mewakili tim Oxford AstraZeneca dalam menerima penghargaan Pride of Britain di London, Inggris yang diselenggarakan akhir pekan ini.
Seperti diberitakan oleh BBC, penghargaan tersebut merupakan satu dari beberapa penghargaan lainnya yang diterima tim vaksin Universitas Oxford.
Vaksin Oxford AstraZeneca sendiri merupakan vaksin yang diproduksi dan digunakan di lebih 170 negara, salah satunya adalah Indonesia.
Perempuan bernama lengkap Carina Citra Dewi Joe ini merupakan salah satu pemilik hak paten vaksin AstraZeneca, khususnya di bidang manufaktur skala besar.
Baca Juga: Profil Ainun Habibie, Dokter di Balik Lahirnya Fatwa Halal Donor Mata
Perlu Kawan Puan ketahui, Carina adalah sosok di balik penemuan metode agar vaksin AstraZeneca bisa diproduksi dalam skala besar.
Perjalanan karier Carina Joe
Dikutip dari Tribunnews Wiki, seorang peneliti di Jenner Institute Universitas Oxford ini mengawali kariernya di sejumlah laboratorium cGMP di berbagai negara.
Di mana, di berbagai laboratorium tersebut, ia berusaha untuk mengembangkan teknologi dalam proses produksi vaksin.
Sebelum menjadi seorang ilmuwan, Carina Joe bercita-cita menjadi seorang dokter atau insinyur.
Cita-cita tersebutlah yang melatarbelakangi ketertarikan Carina di bidang bioteknologi, terutama terkait manipulasi genetika, saat masih duduk di bangku sekolah menengah.
Usai tamat dari pendidikan sekolah menengah, Carina pun melanjutkan pendidikan S1 di luar negeri.
Saat itu, ia harus menempuh pendidikan di luar negeri karena di Indonesia masih belum banyak universitas yang membuka bidang studi tersebut.
Setelah lulus dari S1, Carina Joe sempat mengikuti program magang di sebuah perusahaan Australia yang ternyata juga menawarinya untuk melanjutkan pendidikan hingga mendapatkan gelar PhD.
Baca Juga: Profil Sulianti Saroso, Dokter Penggagas KB yang Pernah Ditegur Soekarno
Bukan tanpa alasan, langkah tersebut diambil dalam rangka mendukung karier Carina dalam bidang penelitian.
Gelar PhD tersebut diraihnya di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia, Kawan Puan.
Dari pengalaman dan perjalanannya tersebut, Carina Joe akhirnya berhasil membuat pengaruh besar dan terlibat dalam penelitian vaksin Covid-19, AstraZeneca.
Sementara itu, terkait keterlibatannya dalam pembuatan vaksin AstraZeneca, Carina Joe mengaku bahwa ia dan timnya harus bekerja tanpa libur selama lebih dari setahun.
Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah siaran langsung di Instagram Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya beberapa waktu yang lalu.
“Pas pandemi itu kita kerja tujuh hari seminggu, lebih dari 12 jam sehari. Tanpa libur tanpa istirahat selama satu setengah tahun itu. Supaya itu (vaksin) bisa digunakan di seluruh dunia,” ujar Carina beberapa waktu lalu.
Kawan Puan, kisah perjalanan Carina Joe ini inspiratif sekali, ya! (*)