Parapuan.co - Bagi Kawan Puan yang sudah memiliki anak, maka sebagai orang tua kamu perlu memberi perhatian juga pada kesehatan mental anak.
Dalam arti lain, menjaga kesehatan mental anak itu tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik.
Sebab, jika anak mengalami gangguan kesehatan mental maka akan berdampak pada perkembangan perilaku anak, bahkan hingga dewasa nanti.
Oleh sebab itu, tak ada salahnya bagi orang tua untuk mengetahui beberapa gangguan kesehatan mental yang bisa menyerang anak.
Sebab, jika disadari sedini mungkin maka anak akan mendapatkan perawatan yang sesuai.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini merupakan gangguan kesehatan mental anak, simak ya!
1. Skizofrenia
Skizofrenia biasanya terjadi pada anak usia tanggung hingga masa pubertas usia 20 tahun.
Skizofrenia merupakan penyakit mental yang dianggap kronis, sebab gangguan ini menyebabkan anak kehilangan kemampuan untuk mengetahui apakah yang dialami itu realitas atau tidak.
Tak hanya itu saja, pengidap skizofrenia merasa bahwa dengan hal-hal buruk bisa menyadarkan mereka tentang apa yang sedang dihadapi di dunia nyata.
Baca Juga: Temukan Tujuan Hidup dengan Bantuan Ahli Melalui Platform Ini
2. Gangguan somatoform
Gangguan somtaform membaut penderitanya merasakan sakit yang amat hebat di bagian tubuhnya, namun sebenarnya tidak mengalami apapun.
Bahkan apabila penderita gangguan somatoform diperiksakan ke dokter, pengidapnya dikatakan baik-baik saja.
Diketahui hal ini terjadi karena ilusi yang diciptakan oleh pengidapnya sendiri, padahal mereka tidak mengalami gangguan medis.
3. Sindrom gender dan seksual
Sindrom gender dan seksual sering kali semakin menjadi ketika dewasa dan menyebabkan banyak anak remaja justru salah kaprah dan menyimpang.
Tapi perlu dipahami oleh orang tua bahwa gangguan gender seksual bisa muncul sejak kecil atau semenjak anak-anak bersosialisasi.
Tentunya hal ini membahayakan karena anak bisa bertindak di luar batasan, baik secara normal maupun agama.
Jika tidak ditangani, gangguan ini akan semakin parah seiring bertambahnya usia anak.
Baca Juga: Takut Interaksi Sosial, Apa Itu Gangguan Kepribadian Menghindar?
4. Sindrom respon stres
Sindrom respon stres terjadi pada anak yang memiliki pribadi sangat emosional.
Bahkan hingga orang di sekitar yang ingin bersosialisasi tampak tidak bisa toleransi dengan pengidapnya.
Biasanya seseorang yang mengalami sindrom ini akibat mengalami hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam, kematian, dan perceraian.
5. Gangguan disosiatif
Gangguan disosiatif yang sering terjadi pada anak yakni gangguan kesadaran terhadap diri sendiri.
Di mana anak sering linglung atau bingung, dan lupa akan identitas dirinya.
Usut punya usut gangguan ini berawal dari trauma yang benar-benar menimpa penderitanya, sehingga mentalnya pun tak bisa menerimanya lagi.
6. Psikopat
Psikopat merupakan kondisi yang paling berbahaya dalam gangguan mental.
Pengidap psikopat biasanya antisosial, tidak hanya itu saja penderitanya bisa menimbulkan kerugian dan ketakutan di masyarakat.
Pasalnya, penderita psikopat ini tidak memiliki empati, bahkan sering kali dianggap sebagai perilaku kriminal, dan menimbulkan masalah yang besar.
Baca Juga: Ini 5 Cara Menjalani Hidup Terbaik Versi Diri Sendiri Menurut Psikolog
7. Antisosial personality
Ganggaun ini terjadi akibat adanya perasaan yang cenderung sinis, menghina, dan tidak bisa menghargai orang lain.
Dikarenakan faktor tersebut, pengidap antisosial personality tidak bisa bergaul dan menerima orang lain untuk berteman.
Di samping itu orang yang memiliki kehidupan antisosial umumnya tumbuh atau berasal dari trauma seperti bullying.
8. The blues
The blues merupakan istilah yang biasa digunakan untuk kondisi depresi.
Penderita the blues mengalami stres dan tekanan berkepanjangan.
Sebab, depresi bisa berakibat pada mental dan kesadaran seseorang yang bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Mengetahui berbagai gangguan kesehatan mental di atas, hendaknya orang tua memberikan perhatian penuh dan kasih sayang kepa anak.
Melalui cara ini kemungkinan anak mengalami gangguan kesehatan mental pun menurun.
(*)