Menurut Pakar Berikut Ini Beberapa Bentuk Cancel Culture, Apa Saja?

Saras Bening Sumunarsih - Selasa, 2 November 2021
Bentuk cancel culture menurut pakar
Bentuk cancel culture menurut pakar Freepik

 

Parapuan.co - Skandal yang menimpa salah satu aktor Korea Selatan, Kim Seon Ho memunculkan istilah cancel culture

Jika biasanya usai melakukan hal kontroversial atau terkena skandal seorang aktor menjadi redup karirnya, tetapi Kim Seon Ho justru disebut patahkan cancel culture. 

Pengertian cancel culture beragam. Tetapi, perbuata ini bisa diartikan sebagai aksi boikot seseorang yang memiliki skandal atau masalah. Umumnya, cancel culture ini diterima oleh para public figure.

Saat public figure tersandung skandal atau masalah, masyarakat akan berbondong-bondong memberikan kecaman hingga statement kebencian kepada public figure tersebut. 

Padahal tak hanya public figure, masyarakat biasa pun juga bisa mengalami cancel culture ini. 

 

Baca Juga: Diduga Lakukan Kekerasan pada Perempuan, Kim Seon Ho Alami Cancel Culture, Apa Itu?

Seseorang yang mengalami cancel culture biasanya akan mendapatkan statement kebencian dari masyarakat.

Menurut Dr. Firman Kurniawan S., selaku Pemerhati Budaya dan Pakar Komunikasi Digital, Universitas Indonesia yang dihubungi oleh PARAPUAN pada Selasa (2/11/2021), ada beberapa bentuk cancel culture selain ujaran kebencian. 

"Jadi bentuk cancel culture bukan hanya statement kebencian tetapi juga surutnya dukungan," jelas Dr. Firman Kurniawan S.

Tentunya, untuk meraih kesuksesan para public figure membutuhkan dukungan penuh dari masyarakat dan fans mereka.

Namun saat hal buruk dilakukan oleh public figure, sontak masyarakat akan memberikan statement kebencian dan menyurutkan dukungan yang semula dimiliki.

"Tadinya orang itu dianggap hebat, dikagumi, ketika di-cancel orang lain enggak jadi kagum sama dia," tambahnya.

 

Cancel culture mungkin saja terjadi karena menurut Firman, ada beberapa faktor yang membuat seseorang mengagumi seorang public figure.

Seperti prestasi atau hal lain yang dapat membuat masyarakat tertarik. 

"Ketika seseorang mendapat dukungan, kekaguman, sorotan dari publik itu karena sesuatu entah prestasi, tindakan yang bernilai bagi masyarakat sehingga membuat orang beramai-ramai mendukung," katanya.

Ketertarikan masyarakat sangat mungkin berubah ketika masyarakat mengetahui adanya perilaku yang tidak baik.

"Tapi kemudian ada sisi lain yang menunjukkan perilaku tidak baik sebelumnya. Di sini akan terjadi cancel culture," tutupnya.

 

Baca Juga: Selain Suka Kebebasan, Ini Alasan Mengapa Perempuan Memilih Single!

Seperti kasus yang baru-baru ini menimpa salah satu pemain drama Korea Kim Seon Ho.

Pada awalnya, pemeran Hong Doo Shik ini mendapatkan cancel culture dari masyarakat terkait kasus aborsi yang dilakukan oleh sang mantan pacar.

Meski demikian, kepercayaan masyarakat pad Kim Seon Ho berangsur-angsur pulih setelah salah satu media Korea menunjukkan isi percakapan Kim Seon Ho dengan sang mantan.

(*)

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat