Parapuan.co - Kekerasan pada perempuan berbentuk bullying masih marak terjadi.
Bullying yang marak terjadi salah satunya berbentuk beauty bullying.
Apakah itu beauty bullying?
"Bullying adalah suatu tindakan, perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau individu, yang akhirnya timbul opini ataupun komentar yang akan membuat orang/lawan bicaranya merasa terintimidasi atau terhakimi, sehingga membawa dampak negatif bagi orang lain" jelas Nuran selaku Psikolog Klinis dari Brawijaya Healthcare yang dikutip via Cewekbanget.
Bullying banyak jenisnya, mulai dari physical bullying, verbal bullying atau juga cyber bullying.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan, Kenali Tanda-tanda dan Cara Membantu Penyintas
Kekerasan pada perempuan seperti cyber bullying (bullying di dunia maya) makin marak terjadi, salah satunya di sosial media.
Misalnya dengan memberi komentar 'pedas' kepada seseorang karena penampilannya tak sesuai dengan 'standard' kecantikan tertentu.
Ini yang disebut dengan social beauty bullying.
Berdasarkan data dari The Cybersmile Foundation, social beauty bullying telah menjadi permasalahan mainstream yang dialami lebih dari 45 juta perempuan
Menurut Nuran, yang terjadi di social beauty bullying adalah kondisi perilaku agresif yang membuat orang lain merasa tertekan juga terhina dengan komentar negatif dari balik layar.
Selanjutnya apa penyebab kekerasan bullying yang terjadi di social media ini?
Kekerasan pada perempuan berbentuk social beauty bullying kerap dilakukan oleh perempuan kepada perempuan lainnya, baik dari keluarga ataupun teman, menurut Nuran.
Nuran melihat bahwa beauty bullying berkaitan dengan ranah budaya patriarki.
Menurutnya, ternyata banyak perempuan dari jaman dahulu yang tidak terbiasa dididik dan diberi pemahaman tentang kompetisi.
Lalu menurut Nuran, perempuan cenderung menilai bahwa value diri itu dilihat dari penampilan luar saja.
Padahal, value perempuan juga berasal dari 'dalam' dirinya, baik dari sisi edukasi maupun pemahaman yang baik. Itulah yang menjadi perempuan luar biasa.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan Berbentuk Stalking, Begini Cara Menghadapinya
Bisa dikatakan beauty bullying terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai value diri.
Itulah yang menjadi awal adanya persaingan negatif dalam upaya unjuk gigi menjadi yang terbaik.
"Hal ini terjadi karena dari dulu perempuan jarang diberikan ruang untuk menempatkan atu mengeluarkan agresi dirinya. Itu mengakibatkan emosi yang terpendam dan membutuhkan wadah untuk menyampaikan. Sehingga terkesan jadi seperti nyinyir." jelas Nuran.
"Dari situ, budaya inilah seorang perempuan punya pemikiran tentang cara menilai dirinya yang kurang tepat. Jadi cara dirinya mengeluarkan agresivitas dirinya kurang baik." lanjutnya.
Selanjutnya, kekerasan bullying ini memiliki efek bagi korban.
Beauty bullying menyababkan banyak dampak negatif bagi korban.
Dari penjelasan psikolog klinis, Nuran Abdat, yang paling utama adalah berpengaruh pada citra dirinya si korban.
Hal ini termasuk cara dia memandang dirinya dan orang lain.
Dampak paling buruk menurut Nuran dari social beauty bullying ini adalah si korban sangat mungkin untuk mengisolasi diri.
Korban dapat menarik diri dari pergaulan dan lingkungan luar.
Baca Juga: Upaya Pelayanan Korban Kekerasan pada Perempuan dari KemenPPPA
Bahkan yang lebih parah lagi, perilaku ini memungkinkan korban untuk melakukan percobaan bunuh diri.
"Dampak dari beauty bullying dapat mengganggu kondisi mental pelaku dan korbannya. Untuk itu, seseorang harus menghargai dirinya sendiri, agar dapat menghargai orang lain.” pesan Nuran.
Kita perlu berhati-hati dalam berkomentar kepada orang lain. Terutama saat bermain social media.
Pasalnya, kekerasan pada perempuan secara verbal seperti beauty bullying bisa memiliki efek yang negatif bagi penyintas.
(*)