Psikolog Analisa Widyaningrum mengatakan bahwa banyak perempuan yang tidak diberikan kesempatan untuk memilih atau menentukan keputusannya sejak mereka masih di bangku sekolah.
Belum lagi, terdapat sebagian orang yang memiliki anggapan bahwa anak perempuan yang sudah menstruasi menandakan dirinya sudah siap menikah dan karenanya masih marak praktik pernikahan dini.
"Padahal, pernikahan dini itulah yang menyebabkan prenatal depression, kondisi saat perempuan tidak siap akan kehamilan dan melahirkan," jelasnya.
Analisa menambahkan, kondisi prenatal depression yang dialami perempuan ini tentu saja memengaruhi kondisi kesehatan reproduksi, hingga mengakibatkan kematian ibu maupun anak.
Untuk itu, ia menyarankan agar setiap orang menyadari tentang pentingnya hak perempuan dalam memilih.
Termasuk hak mereka untuk mendapatkan akses kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, guna mencegah terjadi kematian ibu yang semakin bertambah.
(*)