"Pemeriksaan Sandi akan mengecek sandi yang sudah disimpan dengan semua daftar atau riwayat kebocoran data dan peretasan yang sudah terjadi," kata Amanda dalam konferensi pers virtual pada Rabu (3/11/2021).
Amanda menjelaskan, apabila kata sandi kita yang disimpan di Google sesuai dengan kata sandi yang sudah bocor atau tersebar di internet, maka Google bakal memberi tahu pengguna bahwa kata sandi tersebut tidak aman karena pernah berhasil dibobol.
Meski demikian, Amanda mengatakan bahwa kata sandi yang telah dibobol dan tersebar di dunia maya belum tentu bisa disesuaikan dengan kata sandi yang tersimpan di Password Manager secara otomatis.
Baca Juga: Muncul di Google Doodle, Ini Profil Jurnalis Perempuan Roehana Koeddoes
"Karena ada koordinasi yang perlu dilakukan, mungkin belum semua kata sandi yang sudah dibobol bisa terlihat (disesuaikan) di Pemeriksaan Kata Sandi, sehingga kita harus sering melakukan pengecekan (manual) secara berkala," jelas Amanda.
Di sana, pengguna bisa masuk menggunakan akun Google masing-masing dan meng-klik menu "Go to Password Checkup" untuk melakukan pengecekan kata sandi yang selama ini disimpan di Google.
Adapun Google bakal menyimpan kata sandi dari berbagai akun pengguna sesuai dengan persetujuan mereka sendiri.
Ketika masuk ke akun media sosial menggunakan browser Chrome, misalnya, Google bakal menampilkan jendela pop-up berupa konfirmasi apakah nama pengguna dan sandi yang disimpan boleh disimpan di Pengelola Sandi atau tidak.
Kawan Puan bisa mengakses tools Password Manager pada tautan ini. (*)