Parapuan.co – Agar kita mengingat kata sandi atau password, salah satu cara yang biasa kita lakukan adalah mencatatnya.
Dalam hal ini, aplikasi ‘Catatan’ yang ada pada ponsel kerap dimanfaatkan untuk mencatat kata sandi agar tidak lupa.
Menurut riset Google oleh agensi YouGov pada bulan September, hampir 1 dari 4 orang dari 13.000 responden di 11 pasar Asia menyimpan kata sandi di aplikasi ‘Catatan’ pada ponsel.
Baca Juga: Ini Tips Perkuat Keamanan Password Akun di Internet, Apa Saja?
Ternyata, menyimpan kata sandi dalam aplikasi ‘Catatan’ memiliki risiko lho, Kawan Puan.
Pasalnya, aplikasi tersebut umumnya tidak dienkripsi secara default.
Dalam hal ini, Google terus berinovasi untuk kebutuhan keamanan para penggunanya.
Google memiliki alat atau tools bernama Password Manager untuk mengingat seluruh kata sandi (password) akun milik pengguna.
Di dalam alat tersebut, terdapat fitur bernama Password Checkup yang berfungsi untuk mendeteksi apakah sandi yang disimpan tergolong aman atau tidak.
Melalui tersebut bisa melihat apakah kata sandi sudah digunakan berulang kali atau tidak, serta menilai kata sandi yang digunakan tersebut.
Tak cuma itu saja, kata sandi kita dapat dideteksi oleh Password Checkup apakah sandi yang kita gunakan pernah dibobol (disusupi) atau dicuri peretas (hacker) atau tidak.
Menurut Product Marketing Manager Google Indonesia, Amanda Chan, hal itu dimungkinkan karena sistem Google secara otomatis akan membandingkan kata sandi yang kita gunakan dengan riwayat pelanggaran data (kebocoran data) yang terlapor di database Google.
"Pemeriksaan Sandi akan mengecek sandi yang sudah disimpan dengan semua daftar atau riwayat kebocoran data dan peretasan yang sudah terjadi," kata Amanda dalam konferensi pers virtual pada Rabu (3/11/2021).
Amanda menjelaskan, apabila kata sandi kita yang disimpan di Google sesuai dengan kata sandi yang sudah bocor atau tersebar di internet, maka Google bakal memberi tahu pengguna bahwa kata sandi tersebut tidak aman karena pernah berhasil dibobol.
Meski demikian, Amanda mengatakan bahwa kata sandi yang telah dibobol dan tersebar di dunia maya belum tentu bisa disesuaikan dengan kata sandi yang tersimpan di Password Manager secara otomatis.
Baca Juga: Muncul di Google Doodle, Ini Profil Jurnalis Perempuan Roehana Koeddoes
"Karena ada koordinasi yang perlu dilakukan, mungkin belum semua kata sandi yang sudah dibobol bisa terlihat (disesuaikan) di Pemeriksaan Kata Sandi, sehingga kita harus sering melakukan pengecekan (manual) secara berkala," jelas Amanda.
Di sana, pengguna bisa masuk menggunakan akun Google masing-masing dan meng-klik menu "Go to Password Checkup" untuk melakukan pengecekan kata sandi yang selama ini disimpan di Google.
Adapun Google bakal menyimpan kata sandi dari berbagai akun pengguna sesuai dengan persetujuan mereka sendiri.
Ketika masuk ke akun media sosial menggunakan browser Chrome, misalnya, Google bakal menampilkan jendela pop-up berupa konfirmasi apakah nama pengguna dan sandi yang disimpan boleh disimpan di Pengelola Sandi atau tidak.
Kawan Puan bisa mengakses tools Password Manager pada tautan ini. (*)