Parapuan.co - Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi perempuan bagi pengidap PCOS menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Terutama bagi pengidap PCOS yang ingin merencanakan kehamilan.
Untuk diketahui, Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) merupakan gangguan produksi hormon yang menyerang perempuan.
PCOS dapat memengaruhi gangguan siklus haid, dan masalah penampilan.
Selain itu, PCOS dapat memengaruhi kesuburan.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Ini Diet dan Makanan untuk Pengidap PCOS
Maka itu, menjaga kesehatan seksual dan resproduksi perempuan yang berkaitan dengan PCOS harus dilakukan.
Salah satunya caranya yakni dengan menjaga gaya hidup sehat.
Selain itu, dalam merencanakan kehamilan, pengidap PCOS akan mendapatkan beberapa saran dari dokter untuk melakukan olahraga.
Dokter kemungkinan juga akan menyarankan untuk mengonsumsi beberapa obat tertentu.
Untuk lebih lengkapnya, berikut tips hamil untuk pengidap PCOS yang juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi.
Tips Hamil untuk Pengidap PCOS
Berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, PCOS membuat pengidapnya pesimis dan mengalami ketakutan berlebihan.
Pengidap PCOS memiliki kemungkinan sulit untuk hamil dan berpotensi besar mengalami komplikasi selama kehamilan.
Kabar baiknya, kondisi ini dapat diobati sebab PCOS merupakan sindrom atau kumpulan gejala.
Sehingga, pengobatan yang tepat dapat mengendalikan gejala PCOS tersebut.
dr. Keven Tali, SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan, pada Doctor Talk via Kompas (14/9), menerangkan bahwa PCOS dapat dikendalikan dengan tips berikut:
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Gluten Memengaruhi Kesuburan
1. Mengubah gaya hidup
Pengidap PCOS umumnya merupakan orang dengan berat badan berlebih atau mengalami obesitas.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menurunkan berat badan.
Keven menerangkan bahwa setidaknya lima sampai sepuluh persen dalam tiga bulan.
Pasalnya, tubuh telah terbiasa dengan berat badan tersebut sehingga ketika ingin diturunkan tidak dapat dalam waktu beberapa minggu atau satu bulan.
Tetapi perlu komitmen agar hormon androgen dapat dikendalikan.
Hindari makanan berkalori tinggi atau yang mengandung lemak jenuh tinggi, seperti makanan cepat saji, gorengan, makanan dan minuman manis, serta teh dan kopi.
Gaya hidup sehat juga penting untuk menjaga kesehatan reproduksi.
2. Olahraga
Olahraga juga disarankan untuk pengidap PCOS.
Pasalnya, olahraga dapat membantu produksi hormon agar lebih teratur dan lebih seimbang.
Perempuan yang ingin menjaga berat badannya cukup melakukan olahraga selama 150 menit per minggu, misalnya dibagi 30 menit per olahraga maka ada lima kali olahraga dalam seminggu.
Sedangkan bagi perempuan yang ingin menurunkan berat badannya maka waktu olahraga lebih lama daripada perempuan yang ingin menjaga berat badannya.
Durasi olahraga untuk menurunkan berat badan adalah 225 sampai 300 menit per minggu atau 35 sampai 60 menit setiap kali olahraga.
Olahraga dapat dikombinasikan, baik olahraga kardio maupun olahraga angkat beban atau weight lifting.
Baca Juga: Bocah Fertility Week Sukses Digelar, Tak Hanya Bahas Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan
3. Obat untuk memperbaiki kondisi resistensi insulin
Pengidap PCOS mengalami resistensi insulin, yaitu tubuh memproduksi insulin lebih banyak dari biasanya karena penurunan kemampuan insulin.
Untuk meningkatkan kemampuan insulin dapat diobati dengan penggunaan metformin.
"Dosisnya bisa mulai dari 1x500 miligram, dinaikkan bertahap hingga 1500-2000 miligram per hari. Tapi, ini semua harus dalam pengawasan dokter, jadi jangan self medication," ucap Keven.
4. Obat penyubur (pemicu ovulasi)
Pasien PCOS yang ingin hamil akan diberikan clomiphene citrate dan letrozole yang dikonsumsi pada hari kedua atau ketiga menstruasi hingga lima hari berturut-turut.
Tujuh hari dari hari terakhir mengonsumsi obat diharapkan terjadi masa subur atau ovulasi.
Namun, jika masih belum terjadi ovulasi dokter mungkin akan menaikkan dosis.
Selanjutnya, bagi pengidap PCOS yang merencanakan kehamilan dapat berkonsultasi ke dokter, hal ini juga berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan.
(*)