Pada akhirnya, masih di tahun 1955 Usmar Ismail menyelenggarakan festival film bersama dengan Djamaluddin Malik.
Keduanya jadi pelopor festival film yang mempersatukan para produser film dan menjadi ajang tertinggi bagi insan perfilman Indonesia.
Festival film Usmar Ismail itu yang sampai sekarang dikenal sebagai Festival Film Indonesia.
Membuka Jalan Film Indonesia di Kancah Internasional
Selama hidupnya, Usmar Ismail sudah membuat lebih dari 30 film dengan beragam genre.
Beberapa karya layar lebar yang ia sutradarai adalah Darah dan Doa (1950), Enam Jam di Yogya (1951), Dosa Tak Berampun (1951), Krisis (1953), Kafedo (1953), Lewat Djam Malam (1954), Tiga Dara (1956), Asrama Dara (1958), Pedjuang (1960), dan Big Village (1969).
Film Usmar Ismail yang berjudul Pedjuang pernah ditayangkan di Festival Film Internasional Moskwa ke-2 pada tahun 1961.
Film tersebut bercerita tentang dokumentasi kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda.
Pedjuang menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di festival internasional.
Hal ini pula yang membuat nama Usmar Ismail semakin dikenal khalayak internasional.
Usmar Ismail mengembuskan napas terakhirnya pada 2 Januari 1971 karena pendarahan otak yang dideritanya.
Baca Juga: 10 Sutradara Perempuan Peraih Nominasi Piala Citra Sepanjang Sejarah FFI
(*)