Parapuan.co - Di Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November ini penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan diri sendiri, salah satunya dengan menerima vaksinasi untuk mencegah penyakit yang dapat menular melalui makanan.
Vaksinasi untuk mencegah penyakit yang dapat menular melalui makanan atau food borne disease itu penting didapatkan, terutama menghindari tifoid.
Melalui vaksinasi, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra, sehingga tubuh bisa menyantap berbagai makanan dan minuman tanpa rasa khawatir.
Pentingnya menerima vaksinasi, terungkap dalam acara "Peluncuran Kampanye #SantapAman dalam Rangka Menyambut Hari Kesehatan Nasional", yang diselenggarakan oleh Pasteur Indonesia yang diselenggarakan pada Kamis (11/11/2021).
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ini 5 Cara Tingkatkan Imunitas Melalui Kebiasaan Sehari-Hari
Di mana risiko kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi pada tahap mempersiapkan bahan makanan, proses pengolahan, penyajian, pengemasan, dan penyimpanan.
Bahkan tahap pengantaran makanan, baik yang disiapkan sendiri, dibeli, maupun melalui pemesanan juga harus diperhatikan
Dalam penelitian dari Demographic Institute of Faculty of Economic and Business, University of Indonesia, October 8th 2020, perubahan pola perilaku dalam pembelanjaan terutama makanan secara online yang meningkat sebanyak 97% juga patut diperhatikan.
Pasalnya, tidak mudah untuk memastikan bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi terbebas dari kontaminasi kuman penyebab food borne disease seperti demam tifoid.
Demam tifoid adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Penyakit akut ini memiliki gejala demam yang meningkat secara bertahap tiap hari serta lebih tinggi pada malam hari, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, serta munculnya ruam.
Pada anak-anak, tifoid disertai dengan sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
Baca Juga: Musim Hujan Rawan Ular, Ahli Ungkap Pertolongan Pertama Setelah Digigit Ular
Perlu diketahui pula bahwa data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 11-20 juta orang sakit karena demam tifoid dan mengakibatkan kematian sebanyak 128.0001-61.000 orang setiap tahunnya di seluruh dunia.
Kasus terbanyak demam tifoid terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam Pedoman Pengandalian Demam Tifoid, di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Masih dari sumber yang sama, berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2 – 4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.
Mengetahui hal tersebut, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI., pun buka suara.
“Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita," ucapnya.
Menurut dr. Suzy hal tersebut perlu dilakukan mengingat Indonesia merupakan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid.
Ia menjelaskan bahwa cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi.
"Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali," tutupnya.
Baca Juga: Ini 5 Cara Mencegah Gigitan Ular yang Berkeliaran di Musim Hujan
Data dari Informasi Produk Thyphim VI January 2021 mengungkap salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi.
Di mana setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74 persen.
Dengan mengetahui hal tersebut, tak diragukan lagi bahwa dr. Suzy meminta masyarakat melakukan vaksinasi untuk mencegah demam tifoid yang bisa diterima sejak usia dua tahun.
(*)