Kekerasan pada perempuan yang menyebabkan trauma bonding dikaitkan dengan rekasi traumatis.
Masih melansir Verywellmind, istilah trauma bonding dicipakan oleh Patrick Carnes, PhD, CAS pada tahun 1997.
Patrick mendefinisikan trauma bonding sebagai "keterikatan disfungsional yang terjadi di hadapan bahaya, rasa malu, atau eksploitasi".
Ia juga menganggapnya sebagai salah satu dari sembilan kemungkinan reaksi terhadap situasi traumatis.
Selanjutnya, ia menduga bahwa trauma bonding terjadi karena cara otak kita menangani trauma, yang didasarkan pada cara kita harus beradaptasi ketika kita perlu bertahan hidup.
Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan, Begini Tanda-tanda Kekerasan Finansial
Dia menemukan dua aspek yang paling penting dari trauma, bagaimana orang menanggapi keparahannya dan berapa lama itu berlanjut.
Konsep ini terus bertahan hingga hari ini.
Dengan terapi saat ini sering berfokus pada bagaimana korban dapat memutuskan trauma bonding.
Sehingga, mereka tidak merasa malu atau bersalah atas bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi yang berpotensi mengancam jiwa.
Terutama bagi mereka yang mengalami kejahatan terhadap perempuan.