Ketika akhirnya ia membuka pre-order, Lia berhasil menjual hampir 100 produk mainan dalam waktu 15 menit saja.
“Dari situ akhirnya berkembanglah mainan Lettering and Life, di mana value-nya harus tetap ada, yaitu setiap mainan harus ada kaligrafi kata-kata positif yang tertulis di situ,” lanjut Lia bersemangat.
Sementara itu, untuk produk dekorasi rumah sendiri dijualnya karena ia memang merupakan penikmat produk home decor.
Melalui kaligrafi yang dibuatnya di setiap produknya, Lia ingin orang yang membeli produk tersebut bisa merasa terinspirasi dan terafirmasi.
Sebab, katanya, ia percaya bahwa kata-kata memiliki kekuatan dan ia ingin bisa memberikan dampak positif melalui bisnis yang ia bangun.
Baca Juga: Kata Stefany Chandra tentang Pentingnya Memahami Diri Sendiri dalam Berkarya
Ketika konsumen membaca kaligrafi yang ada di mainan tersebut berkali-kali, maka ia akan memikirkan hal yang tertulis dan kembali bersemangat.
Ibu anak satu ini juga ingin memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.
Lewat Lettering and Life, ia berhasil memberdayakan pengrajin lokal dan membantu perekonomian sekitar.
“Aku pengin jadi entrepreneur, aku pengin jadi sosok yang memberi hidup ke orang lain. Bisa menginspirasi. Gak cuma sekadar uang atau keuntungan, tapi ada added value, bahwa bisnis yang aku bangun itu bisa membawa dampak positif ke orang sekitar,” terangnya.
Tantangan sebagai entrepreneur
Menjadi seorang entrepreneur tentunya tak terlepas dari berbagai tantangan, terlebih seiring dengan berkembangnya bisnis yang ditekuni.