1. Diskusikan dengan pasangan
Hal pertama yang perlu dilakukan setelah perempuan menikah guna mencegah timbulnya konflik adalah saling terbuka perihal pengeluaran masing-masing.
Transparansi dalam hubungan pernikahan seperti perilaku, gaya belanja, preferensi pembelian, tujuan dan pilihan investasi dapat membangun kepercayaan dengan meletakkan fondasi hubungan yang sehat.
Karenanya, dianjurkan untuk bersikap terbuka dengan pasangan dalam membahas segala hal terkait uang.
Adapun keterbukaan ini meliputi rencana untuk membangun dana pensiun, tujuan individu, ambisi pribadi, investasi, posisi utang, pembayaran tagihan, biaya perawatan, premi asuransi, dan biaya yang berkaitan dengan anak.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Diperhatikan Perempuan Menikah saat Membeli Rumah
2. Tetapkan tujuan bersama
Selanjutnya, hal yang menjadi krusial yakni menetapkan tujuan keuangan yang wajib didiskusikan bersama.
Selama berkaitan dengan tujuan bersama, pasangan wajib untuk membahas tujuan secara terperinci untuk memastikan jumlah yang dibutuhkan.
Dengan tercapainya tujuan bersama dapat membantu memperkuat ikatan hubungan pernikahan.
Oleh karenanya, penting agar pasangan dapat berbagi dan berbicara apa pun tanpa kesalahpahaman.
3. Berkontribusi secara kolektif
Agar hubungan lebih baik, masing-masing individu harus membagi secara proporsional jumlah kontribusi masing-masing.
Hal ini penting agar tidak ada beban tambahan pada salah satu pasangan setelah wanita menikah.
Namun, sebelum itu pasangan harus membahas jumlah yang diperlukan untuk hal-hal penting, seperti untuk dana darurat, dana pensiun, menabung untuk pendidikan tinggi anak-anak, atau anggaran untuk memenuhi kebutuhan periodik.
Adanya anggaran bulanan atau kuartalan ini dapat membantu melacak pemasukkan dan pengeluaran yang tidak perlu.
Sementara, jika pasangan membeli barang-barang dengan kartu kredit maka mereka harus tetap lebih sadar dengan tenggat waktu pembayaran tagihan kartu kredit, siklus pembuatan laporan, dan sebagainya.