Parapuan.co - Setelah seorang perempuan menikah dengan pasangan, tentu akan ada masa adaptasi satu sama lain termasuk soal keuangan.
Tak jarang, permasalahan keuangan menimbulkan cekcok dalam hubungan pernikahan.
Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan soal pengelolaan keuangan satu sama lain.
Oleh karena itu, setelah perempuan menikah sebagian pasangan merasa sulit dalam mengelola uang.
Baca Juga: Sebelum Perempuan Menikah, Kenali 7 Tanda Yellow Flag dalam Hubungan
Masalah keuangan pun seringkali memicu ketidakharmonisan dalam rumah tangga.
Kemungkinan hal ini timbul karena perilaku pengeluaran yang berlebihan dari salah satu pasangan atau keduanya, kontribusi dalam keuangan bulanan, atau kurangnya kesiapan untuk menghadapi pengeluaran tak terduga.
Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan dan uang pribadi akan membantu hubungan menjadi lebih baik dan memupuk keharmonisan.
Selain itu, diperlukan juga sikap terbuka dengan pasangan tentang pengelolaan uang untuk meningkatkan kepercayaan dan lebih membantu dalam memperkuat ikatan.
Melansir dari laman Times Now via Kompas.com, terdapat lima tips mengelola uang setelah wanita menikah yang bisa dilakukan agar tidak cekcok.
1. Diskusikan dengan pasangan
Hal pertama yang perlu dilakukan setelah perempuan menikah guna mencegah timbulnya konflik adalah saling terbuka perihal pengeluaran masing-masing.
Transparansi dalam hubungan pernikahan seperti perilaku, gaya belanja, preferensi pembelian, tujuan dan pilihan investasi dapat membangun kepercayaan dengan meletakkan fondasi hubungan yang sehat.
Karenanya, dianjurkan untuk bersikap terbuka dengan pasangan dalam membahas segala hal terkait uang.
Adapun keterbukaan ini meliputi rencana untuk membangun dana pensiun, tujuan individu, ambisi pribadi, investasi, posisi utang, pembayaran tagihan, biaya perawatan, premi asuransi, dan biaya yang berkaitan dengan anak.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Diperhatikan Perempuan Menikah saat Membeli Rumah
2. Tetapkan tujuan bersama
Selanjutnya, hal yang menjadi krusial yakni menetapkan tujuan keuangan yang wajib didiskusikan bersama.
Selama berkaitan dengan tujuan bersama, pasangan wajib untuk membahas tujuan secara terperinci untuk memastikan jumlah yang dibutuhkan.
Dengan tercapainya tujuan bersama dapat membantu memperkuat ikatan hubungan pernikahan.
Oleh karenanya, penting agar pasangan dapat berbagi dan berbicara apa pun tanpa kesalahpahaman.
3. Berkontribusi secara kolektif
Agar hubungan lebih baik, masing-masing individu harus membagi secara proporsional jumlah kontribusi masing-masing.
Hal ini penting agar tidak ada beban tambahan pada salah satu pasangan setelah wanita menikah.
Namun, sebelum itu pasangan harus membahas jumlah yang diperlukan untuk hal-hal penting, seperti untuk dana darurat, dana pensiun, menabung untuk pendidikan tinggi anak-anak, atau anggaran untuk memenuhi kebutuhan periodik.
Adanya anggaran bulanan atau kuartalan ini dapat membantu melacak pemasukkan dan pengeluaran yang tidak perlu.
Sementara, jika pasangan membeli barang-barang dengan kartu kredit maka mereka harus tetap lebih sadar dengan tenggat waktu pembayaran tagihan kartu kredit, siklus pembuatan laporan, dan sebagainya.
4. Periksa pengeluaran berlebihan
Setelah membuat anggaran pasti, pasangan perlu melacak area di mana mereka mengeluarkan uang lebih banyak dan membeli hal yang tidak perlu.
Dengan begitu akan terlihat pengeluaran berlebihan, setelah itu pasangan pun harus mendiskusikan alasan pengeluaran berlebihan bersama.
Untuk mengerem pengeluaran berlebih bulanan, maka perlu upaya kolaborasi dari kedua pihak.
Baca Juga: Penting! Kenali Batas Usia dan Syaratnya sebelum Perempuan Menikah
5. Tinjau kembali
Penting bagi pasangan untuk mengevaluasi rencana secara bulanan, kuartalan, atau semi-tahunan.
Karena ini baik untuk mengecek apakah elemen-elemen yang diusulkan itu diikuti atau tidak.
Tinjauan berkala pada pengeluaran, investasi, kewajiban pajak, dan biaya lain-lain juga perlu dilakukan untuk menilai efisiensi dan efektivitas tujuan yang diinginkan.
Nah, berikut tips mengelola keuangan setelah perempuan menikah agar mencegah adanya konflik dalam pernikahan.
(*)