Dituduh sebagai Pria, Penjaga Gawang Timnas Putri Iran Tuntut Federasi Sepak Bola Yordania

Alessandra Langit - Kamis, 18 November 2021
Zohreh Koudaei, pejaga gawang tim sepak bola putri Iran
Zohreh Koudaei, pejaga gawang tim sepak bola putri Iran Anadolu Agency / Getty Images

Parapuan.co - Kawan Puan, diskriminasi terhadap perempuan karena bentuk tubuh atau pilihan karier yang tidak sesuai dengan stigma sosial masih menjadi hal yang harus kita perangi setiap harinya.

Baru-baru ini, penjaga gawang untuk tim sepak bola putri Iran bersumpah untuk menuntut Federasi Sepak Bola Yordania.

Organisasi tersebut dinilai telah melakukan penindasan atau bullying setelah para anggotanya menuduh penjaga gawang beranama Zohreh Koudaei sebagai seorang laki-laki.

Di usia 32 tahun, Zohreh Koudaei berhasil menyelamatkan gawang iran dari dua tendangan penalti dalam kemenangan 4-2 atas Yordania.

Pertandingan tersebut berlangsung Uzbekistan pada 25 September 2021 lalu.

Kemenangan tersebut membuat tim putri Iran berhasil lolos ke Piala Asia Wanita pertamanya.

Baca Juga: Saran Inisiator KPSP soal Perempuan dalam Sepak Bola di Indonesia

Konflik berawal setelah pertandingan, saat Federasi Sepak Bola Yordania menuntut verifikasi gender untuk Zohreh Koudaei kepada Federasi Sepak Bola Asia (AFC)

Tentu saja Zohreh Koudaei merasa kecewa dan tersinggung, ia pun berani menyuarakan kemarahannya.

"Saya adalah seorang perempuan. Tuduhan ini adalah bentuk intimidasi dari Yordania," tegas Zohreh, dikutip dari Daily Mail.

"Saya akan menuntut Federasi Sepak Bola Yordania," tambahnya.

Pada tanggal 5 November lalu, Federasi Sepak Bola Yordania menyebutkan keraguan atas kelayakan pemain yang berpartisipasi.

Mereka melemparkan tuduhan bahwa tim putri Iran memiliki masalah dengan gender pemain dan obat-obatan terlarang.

Federasi Sepak Bola Yordania ingin ada proses hukum yang dilakukan untuk memeriksa tim sepak bola putri Iran.

Pangeran Ali bin al-Hussein selaku Presiden Federasi Sepak Bola Iran pun angkat bicara.

Ia menyebut tuduhan tersebut adalah masalah yang sangat serius jika benar adanya masalah gender dan obat terlarang.

Ali bin al-Hussen menuntut agar pihak Federasi Sepak Bola membuka mata mereka terhadap kejanggalan dengan tim dari Iran.

Baca Juga: 6 Atlet Perempuan yang Berhasil Cetak Rekor di PON XX Papua Minggu Ini

Namun, AFC memilih untuk tidak mengomentari penyelidikan atau proses yang sedang berlangsung terkait tuduhan tersebut.

Membantah keras tuduhan, manajer tim Iran mengklaim bahwa tim Yordania hanya sedang mencari alasan untuk tidak tampak buruk pasca kekalahannya.

Pelatih tim Iran, Maryam Irandoost, memastikan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan ketat terhadap pemainnya.

"Staf medis telah dengan hati-hati memeriksa setiap pemain di tim nasional dalam hal hormon untuk menghindari masalah dalam hal ini," tegas Maryam.

"Jadi saya memberitahu semua penggemar untuk tidak khawatir," tambahnya.

Maryam dengan berani akan memberikan bukti untuk menangkis tuduhan dari tim Yordania.

"Kami akan memberikan dokumentasi dan bukti apa pun yang diinginkan Konfederasi Sepak Bola Asia tanpa membuang waktu," katanya.

Maryam Irandoost juga percaya bahwa tuduhan itu digunakan untuk menutupi kekalahan Yordania.

"Tim Yordania menganggap diri mereka sebagai grup terfavorit dan ketika mereka kalah, wajar untuk mencari bantuan dengan alasan palsu dan untuk menghindari tanggung jawab atas kegagalan ini," tutup Maryam.

Baca Juga: Keren! Ini Daftar Atlet Perempuan yang Raih 2 Medali di Olimpiade Tokyo 2020

Zohreh Koudaei sendiri sebelumnya telah mewakili negaranya di kualifikasi Piala Asia pada tahun 2008 dan 2010.

Prestasinya yang luar biasa berhasil melambungkan nama Iran di dunia sepak bola.

Kini, Iran menjadi salah satu negara yang memiliki tim sepak bola putri terbaik di dunia, walaupun sempat diharamkan.

Meski ada tuduhan ini, tim Iran tetap merayakan kemenangan mereka dan mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya. (*)

Sumber: Daily Mail
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Perempuan Lebih Rentan, Begini Cara Mengajarkan Anak Mengidentifikasi Tindak Kekerasan