2. Persiapkan satu hari atau satu minggu sebelumnya
Sebelum memasuki hari pertama di mana wanita karir akan kembali bekerja, pastikan untuk melakukan persiapan. Hindari suasana panik di pagi hari sebelum berangkat kerja.
Pastikan tas kerja sudah siap, termasuk semua yang hal yang dibutuhkan sepanjang hari, makan siang atau camilan sudah dikemas, dan botol ASI sudah disiapkan.
Dengan segala persiapan yang matang, mulai dari hal kecil hingga yang paling penting, maka akan mengurangi stres di awal hari kembali bekerja setelah cuti melahirkan.
3. Cari pengasuh atau tempat penitipan anak
Selain melakukan beragam persiapan, kamu juga perlu mempertimbangkan terkait pengasuh anak atau tempat penitipan anak.
Bahkan, sebagian ibu bejkerja melakukan latihan meninggalkan bayinya dengan menitipkan anak sebelum kembali bekerja.
Cara ini akan membantu kamu memahami apa yang dibutuhkan bayi dan memberikan kenyamanan di pagi pertama itu.
Kemudian, jika memutuskan untuk menggunakan pengasuh, diskusikan dengan keluarga.
Adapun yang perlu dibicarakan yakni apakah itu orang yang kamu pekerjakan untuk mengasuh, atau keluarga yang kamu percaya untuk menjaga si kecil, atau pengasuh di penitipan anak.
Setelah mendapatkan pengasuh anak yang tepat, sampaikan padanya tentang apa yang kamu inginkan untuk mereka lakukan pada anakmu selama kamu meninggalkannya bekerja.
Baca Juga: Dokter Anak Ungkap Tips Sukses ASI Eksklusif bagi Wanita Karir
4. Siapkan foto si kecil
Untuk menahan rindu selama bekerja, kamu bisa membawa foto si kecil bersamamu dengan mencetaknya dan membeli pigura lucu agar bisa diletakkan di meja kerjamu.
Atau kamu juga bisa menyimpannya di ponselmu dan menjadikannya sebagai wallpaper.
Dengan begitu, saat kamu sedang bersantai, kamu bisa sambil memandangi wajah si kecil yang menggemaskan.
5. Fokus pada pekerjaan
Berada di masa transisi setelah melewati cuti melahirkan tentu sulit dijalani oleh seorang perempuan karier.
Belum lagi, di masa adaptasi ini pikiranmu akan terbagi dengan bagaimana si kecil bersama pengasuhnya di rumah dan pekerjaan di kantor.
Di samping itu, Kawan Puan juga perlu memikirkan terkait ASI perahmu cukup atau tidak dan pikiran-pikiran yang lainnya.
Akan tetapi, saat sedang kurang semangat, kamu bisa kembali mengingat bahwa kamu bekerja lagi untuk siapa dan apa tujuan yang ingin kamu kejar.
Apakah ini tentang mimpi yang ingin kamu capai, atau ingin membantu perekonomian keluarga. Jadikan alasan tersebut sebagai motivasi untuk tetap fokus bekerja.