Selanjutnya para peneliti membagi peserta penelitian menjadi dua kategori, yakni kelompok fantasi tinggi dan rendah untuk melihat apakah sinkronisasi otak mereka berbeda sebagai fungsi empati.
Hasil penelitian tersebut, kelompok fantasi tinggi menunjukkan aktivitas yang lebih berkorelasi di korteks pendengaran kiri, meluas ke girus temporal tengah, area frontal, dan beberapa area visual.
Baca Juga: 4 Penyebab Utama Depresi, Mulai Riwayat Keluarga hingga Kepribadian
Sementara, untuk kelompok fantasi rendah memiliki aktivitas yang lebih berkorelasi di daerah pendengaran dan parietal posterior serta insula dan berekor.
Kesimpulannya, peserta pada kelompok fantasi tinggi selama mendengarkan musik sedih berfokus pada refleksi, pemahaman, dan visualisasi emosi.
Sementara itu, peserta fantasi rendah mungkin memiliki respons emosional yang lebih intens ketika mendengarkan musik. (*)