Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan : Kenali Keputihan yang Normal dan Tidak

Ratu Monita - Kamis, 25 November 2021
Cairan vagina menunjukkan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan
Cairan vagina menunjukkan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan Dmitriy Sidor

Parapuan.co - Cairan vagina seperti lendir putih atau keputihan menjadi hal yang alami dari kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan

Melansir dari laman Healthline via Kompas.com, adanya lendir berwarna putih atau cenderung kekuningan ini bisa muncul sebagai bagian dari siklus menstruasi.

Bahkan, keluarnya lendir ini kerap digunakan sebagai cara memeriksa masa subur seorang perempuan secara alami.

Karena, saat kadar hormon estrogen pada tubuh begitu tinggi, maka cairan yang dikeluarkan dari vagina akan jernih, elastis, atau berair.

Dan, begitu lendir yang keluar dari vagina cenderung tipis dan elastis, hal ini menunjukkan sel telur siap dilepaskan.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Makanan yang Baik untuk Pengidap PCOS

Di masa seperti ini biasanya digunakan sebagai penanda masa subur dan kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan pun dapat dikatakan baik.

Lain halnya saat tubuh perempuan memiliki banyak hormon progesteron, maka cairan yang keluar dari vagina berwarna putih, keruh, dan kental.

Sebab tandanya perempuan memasuki fase antara ovulasi dan jelang menstruasi atau dapat dikatakan ini fase perempuan tidak dalam masa subur.

Namun, terlepas dari warna dan tekstur, lendir seperti putih telur ini berguna sebagai pelumas yang membuat kondisi kesehatan organ kewanitaan tetap baik.

Lebih lanjut lagi, akan dibahas perihal tanda cairan vagina yang keluar dinilai normal atau tidak, seperti dilansir dari laman Kompas.com.

Tanda Cairan Vagina yang Normal

Dalam kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang baik, cairan ini dapat membantu proses kehamilan.

Terdapat alasan mengapa cairan seperti putih telur dapat menunjang kehamilan, yakni karena cairan tersebut dapat menyediakan lingkungan ideal agar sperma bisa berenang dari saluran vagina ke dalam rahim.

Tak hanya itu, cairan ini juga membantu sperma dapat bertahan di lingkungan vagina yang cenderung lebih asam.

Sementara, jika tidak ada lendir ini, sperma tidak bisa berenang atau bertahan di dalam rahim.

Keluarnya lendir seperi putih telur ini kian terjadi seiring perubahan siklus menstruasi.

Baca Juga: Stres dan Anxiety Pengaruhi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Mulai setelah menstruasi, cairan dari rahim akan berubah dari cairan lengket menjadi lebih kental, lalu berair, dan akhirnya seperti putih telur.

Kemudian, setelah masa ovulasi berlalu, lendir dari rahim akan kembali mengering dan kembali ke siklus lendir yang lengket.

Dalam kondisi normal, tubuh perempuan mengeluarkan cairan seperti putih telur ini selama dua sampai lima hari dalam setiap bulan.

Tanda Cairan Vagina Tidak Normal

Kondisi kesehatan organ kewanitaan dapat dikatakan terganggu jika perempuan mengeluarkan lendir seperti putih telur ini lebih sering atau jarang dari dua sampai lima hari setiap bulan.

Jika merasakan demikian, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Pasalnya, kondisi ini bisa mengganggu kesuburan, karena rahim tidak ideal digunakan untuk pertemuan sperma dan sel telur.

Keputihan juga bisa dikatakan tidak normal atau bermasalah saat keluarnya lendir dari vagina disertai rasa gatal, karena ini bisa jadi sebagai tanda adanya infeksi jamur.

Sedangkan, jika keputihan yang berwarna kuning kehijauan bisa jadi sebagai gejala infeksi bakteri.

Kawan Puan dianjurkan untuk mengunjungi dokter saat keluarnya keputihan disertai:

  • Rasa sakit, panas seperti terbakar, tidak nyaman di sekitar vagina
  • Ada ruam atau luka di sekitar vagina
  • Lendir dari vagina bertekstur dan berbusa
  • Lendir berbau tak sedap
  • Vagina merah dan bengkak

Baca Juga: Dampak Gangguan Makan pada Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Kondisi keputihan yang tidak biasa ini umumnya bisa hilang setelah menjalani perawatan dalam hitungan hari.

Namun, jika infeksi berlanjut, maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter karena rentan mengganggu kesuburan.

Nah, berikut jenis keputihan yang dapat dikatakan normal dan tidak normal sebagai indikasi kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan. (*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja