"Ha? Telapak kaki nggak boleh? Berarti kemarin harusnya nggak boleh dong (pijat di telapak kaki)," kata Aurel kaget.
"Nah, kan suka ngasal-ngasal kamu tu," ucap Atta lagi.
Lantas, benarkah ibu hamil tidak boleh melakukan pijat? Apa alasannya?
Hal ini diungkap oleh Dokter Spesialis Kandungan Gita Pratama, seperti dikutip dari Nakita.id.
Menurut dr. Gita Pratama, pijat sebenarnya baik dilakukan untuk memperlancar peredaran darah.
Namun hal ini bermanfaat jika dilakukan di badan, bukan di perut bagian bawah.
Baca Juga: Tampil Sepanggung dengan Aurel Hermansyah, Krisdayanti Merasa Senang
Kalau dilakukan di perut bagian bawah, dikhawatirkan justru akan merusak organ-organ reproduksi wanita itu sendiri.
Bahkan jika terdapat infeksi, pijat di daerah organ reproduksi justru dapat menyebarkan infeksi.
Dokter spesialis andrologi dari Rumah Sakit Umum Pemerintah Fatmawati, Nugroho Setiawan, mengatakan, organ reproduksi wanita terdapat di bagian dalam sehingga lebih sulit untuk dideteksi jika terdapat infeksi, maka pijat tidak boleh dilakukan sembarangan.
Perhatikan waktu yang tepat untuk pijat
Penting bagi diperhatikan kapan waktu yang tepat untuk dipijat.
Umumnya, dokter akan menganjurkan pemijatan dilakukan saat usia kandungan di atas 13 minggu atau memasuki trimester kedua.
Hal ini disebabkan pada trimester pertama, ibu hamil lebih banyak mengalami mual dan muntah serta perubahan fisiologis pada tubuh.