Warna-warna tersebut menjadikan mereka dekat dengan penonton, yang juga punya kompleksitas dan medan perangnya sendiri.
Awalnya, PARAPUAN khawatir film ini hanya menawarkan sifat heroik yang menjunjung maskulinitas.
Ternyata, kerapuhan dari para kadet yang adalah sekelompok laki-laki pun disampaikan dengan sederhana dan menyentuh.
Para kadet pun tidak digambarkan sebagai sosok yang kuat dan gagah, serta tidak mengagungkan stigma bahwa pahlawan atau karakter heroik harus macho.
Penonton dapat mengenal para kadet sebagai sekumpulan anak muda yang masih bertumbuh dan punya mimpi besar.
Representasi perempuan dalam film ini pun bukan menjadi fokus utama, namun tidak mengurangi kekuatan karakter Asih (Givina Lukita).
Walaupun menjadi satu-satunya karakter perempuan di film ini, Asih adalah pemimpin dalam penyelamatan masyarakat di sekitar pesisir yang habis diserang Belanda.
Baca Juga: Sambut Penayangan Perdana, Film KADET 1947 Gelar Pameran Kreatif Dalam Negeri
Asih mampu memegang kendali atas sebuah keputusan, termasuk berkata tidak saat ia merasa hubungannya dengan Sigit (Bisma Karisma) tidak akan berjalan.
Secara keseluruhan, Kadet 1947 mampu menghadirkan kisah perjuangan yang menawarkan sisi kerapuhan manusia.