Lebih lanjut, Adrian turut memaparkan beberapa segmen yang dimaksud, yakni segmen industri kreatif yang di dalamnya meliputi industri fashion busana muslim, garmen, dan lain-lain.
Pasalnya, ia melihat bahwa pelaku usaha perempuan memang banyak bergerak di segmen tersebut.
“Kita banyak menyasar industri kreatif, dan ini menjadi salah satu diferensiasi segmen yang dibidik oleh fintech lending dibandingkan bank. Industri kreatif ini terdiri dari fashion designer, industri garmen, industri pakaian, muslim fashion industry, itu beberapa segmen yang kita bidik,” imbuhnya.
Di Investree sendiri, jumlah borrower dan lender perempuan, hingga Oktober 2021, tercatat berjumlah 14.430 lender perempuan dan 6.301 borrower perempuan.
Baca Juga: Simak! Pelatihan Pengembangan Bisnis Digital untuk SMK Jawa Barat dari Shopee
Jumlah borrower perempuan tersebut didominasi oleh peminjam perempuan ultra mikro dari ekosistem Gramindo, sehingga keperluannya lebih ke produktif ritel.
Sebelumnya, pada tahun 2020 lalu, Investree menggandeng Gramindo untuk membidik pelaku usaha perempuan.
“Kita juga punya ekosistem yang menyasar segmen tersebut. Sehingga kita melihat potensi women entrepreneur lebih besar di segmen tersebut. Ini yang akan kita dorong ke depannya,” kata Adrian.
“Itu kenapa kita melihat pentingnya suatu ekosistem, kita bekerja sama dengan ekosistem untuk lebih banyak menyasar wanita yang memang bergerak di segmen tersebut,” tutupnya. (*)