Ketika kamu sejak awal membuat branding keluarga di tempat kerja dan akhirnya kamu membiarkan orang tersebut pergi, maka mereka akan menganggap kamu munafik.
Kamu tentunya tidak ingin, kan, dianggap demikian oleh orang yang kamu kenal?
2. Kamu harus menetapkan dan menggunakan standar kinerja
Agar dapat bersaing, memotivasi, dan mengembangkan karyawan, kamu harus bergantung dengan kinerja mereka.
Untuk melihatnya secara objektif, perusahaan tentunya memiliki standar yang sudah ditetapkan sejak awal.
Nah, ini merupakan salah satu dasar dari kepemimpinan yang seharusnya tidak diperlukan ketika kamu menganggap karyawan sebagai keluarga.
Baca Juga: Catat! Ini Cara Tetap Termotivasi Bekerja di Bidang yang Tak Disukai
3. Perusahaan harus memiliki dan mencapai tujuan
Sama seperti orang tua, pemimpin dalam sebuah perusahaan juga bertanggung jawab dengan perkembangan karyawannya.
Namun tak hanya itu, perusahaan dan pemimpin juga harus bisa menciptakan nilai untuk komunitas, konsumen, dan hal lainnya.
Jadi, alih-alih hanya fokus pada perkembangan karyawan yang kamu anggap keluarga, kamu harus fokus membimbing mereka untuk mencapai tujuan perusahaan.
4. Karyawan tidak ingin dianggap sebagai keluarga
Karyawan tentunya memiliki kesadaran bahwa pekerjaan bukanlah suatu hal yang permanen dan memang kebanyakan dari mereka tidak ingin hanya bertahan di satu perusahaan.
Sebagai seseorang yang mencari penghasilan lewat bekerja, mereka menginginkan pertukaran nilai yang adil antara ia sebagai tenaga kerja dan perusahaan.